Senin 03 Jan 2022 21:29 WIB

Rokok Sumbang Inflasi di Lampung 0,84 Persen

Kelompok makanan, minuman, dan tembakau memberikan andil inflasi tertinggi.

Rep: Mursalin Yasland/ Red: Fuji Pratiwi
Kelompok makanan, minuman, dan rokok atau tembakau memberikan andil inflasi tertinggi di Lampung sebesar 0,84 persen.
Foto: Tim Infografis Republika.co.id
Kelompok makanan, minuman, dan rokok atau tembakau memberikan andil inflasi tertinggi di Lampung sebesar 0,84 persen.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG – Provinsi Lampung mengalami inflasi sebesar 0,99 persen pada Desember 2021. Kelompok makanan, minuman, dan rokok atau tembakau memberikan andil inflasi tertinggi di Lampung sebesar 0,84 persen.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Lampung Endang Retno Sri Subiyandani mengatakan, perkembangan harga komoditas di dua kota pemantauan, secara umum mengalami kenaikan. "Terjadi kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 107,63 pada November 2021 menjadi 108,69 pada Desember 2021 atau mengalami inflasi sebesar 0,99 persen," kata Endang Retno di Bandar Lampung, Senin (3/12).

Baca Juga

Ia mengatakan, laju inflasi tahun kalender sebesar 2,19 persen dan inflasi tahun ke tahun adalah sebesar 2,19 persen. Pada Desember 2021, kelompok makanan, minuman, dan tembakau memberikan andil inflasi tertinggi yaitu sebesar 0,84 persen, diikuti kelompok perumahan, air, listrik, bahan bakar rumah tangga 0,08 persen, kelompok transportasi 0,04 persen.

Selanjutnya kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya, kelompok kesehatan, kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga, dan kelompok pakaian dan alas kaki masing-masing memberikan andil inflasi sebesar 0,01 persen. Sebaliknya, kelompok informasi, komunikasi dan jasa keuangan memberikan andil deflasi sebesar 0,01 persen.

Ia memaparkan, kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran; kelompok pendidikan, dan kelompok rekreasi, olahraga dan budaya tidak memberikan andil inflasi maupun deflasi. Kelompok ini pada Desember 2021 mengalami inflasi sebesar 2,87 persen atau terjadi kenaikan indeks dari 111,21 pada November 2021 menjadi 114,40 pada Desember 2021.

"Dari tiga subkelompok pada kelompok ini, dua subkelompok mengalami inflasi yaitu subkelompok makanan sebesar 3,78 persen dan subkelompok rokok dan tembakau sebesar 0,23 persen," kata Endang.

Sebaliknya, kata dia, satu subkelompok mengalami penurunan indeks (deflasi) yaitu subkelompok minuman yang tidak berakohol sebesar 1,16 persen. Secara keseluruhan kelompok ini pada Desember 2021 memberikan andil/sumbangan inflasi sebesar 0,84 persen.

Ia mengatakan, komoditas yang memberikan andil dalam pembentukan inflasi adalah cabai rawit, cabai merah, daging ayam ras, beras, minyak goreng dan telur ayam ras.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement