Selasa 04 Jan 2022 21:59 WIB

Kabar Baik: WHO Sebut Gejala Infeksi Omicron Lebih Ringan, tak Sampai Pneumonia

Makin banyak penelitian ungkap infeksi omicron lebih pengaruhi saluran napas atas.

Mobil ambulans berjalan keluar usai mengantarkan pasien COVID-19 di Rumah Sakit Darurat Covid-19 (RSDC) Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta, Senin (3/1/2022). WHO mencatat makin banyak penelitian yang mengungkap bahwa infeksi omicron lebih ringan daripada varian lainnya.
Foto: ANTARA/Indrianto Eko Suwarso
Mobil ambulans berjalan keluar usai mengantarkan pasien COVID-19 di Rumah Sakit Darurat Covid-19 (RSDC) Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta, Senin (3/1/2022). WHO mencatat makin banyak penelitian yang mengungkap bahwa infeksi omicron lebih ringan daripada varian lainnya.

REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA -- Makin banyak bukti yang menunjukkan bahwa SARS-CoV-2 varian omicron lebih memengaruhi saluran pernapasan bagian atas. Itu berarti, gejala yang ditimbulkan dari infeksinya lebih ringan daripada varian sebelumnya, menurut pejabat Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Selasa (4/1/2022).

"Kami menemukan lebih banyak studi yang memperlihatkan bahwa omicron menginfeksi saluran pernapasan bagian atas. Berbeda dari yang lain, yang dapat menyebabkan pneumonia parah," kata Manajer Insiden WHO Abdi Mahamud di hadapan wartawan yang berbasis di Jenewa.

Baca Juga

Menurut Mahamud, fakta itu bisa menjadi "kabar baik". Namun, dia mengingatkan bahwa penularan omicron yang tinggi menandakan varian tersebut bisa menjadi dominan dalam beberapa pekan di banyak tempat.

Hal itu dapat menjadi ancaman bagi negara-negara yang mayoritas penduduknya tetap tidak bersedia divaksinasi. Pernyataannya tentang penurunan risiko penyakit parah mendukung data lain yang mencakup sebuah studi di Afrika Selatan, yang merupakan salah satu negara pertama yang melaporkan kemunculan omicron.

 

Akan tetapi, Mahamud juga memberikan satu peringatan, seraya menyebut Afrika Selatan "situasi yang berbeda" lantaran mempunyai populasi muda di antara faktor lainnya. Disinggung soal apakah perlu vaksin khusus omicron, Mahamud menyebut bahwa terlalu dini untuk mengatakannya, tetapi menekankan bahwa keputusan tersebut membutuhkan koordinasi global dan jangan dilimpahkan ke sektor komersial untuk memutuskannya sendiri.

Usik tenggorokan

Omicron tampaknya lebih mengusik tenggorokan daripada paru-paru. Enam penelitian telah menemukan bahwa omicron tidak merusak paru-paru sebanyak delta dan varian sebelum lainnya.

"Hasil dari semua mutasi yang membuat omicron berbeda dari varian sebelumnya adalah bahwa omicron mungkin telah mengubah kemampuannya untuk menginfeksi berbagai jenis sel," ujar profesor virologi di University College London, Deenan Pillay, seperti dikutip laman Guardian, Ahad (2/1/2022).

sumber : Antara, Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement