Ahad 09 Jan 2022 14:28 WIB

Perekonomian Hong Kong Terancam Gelombang Omicron 

Omicron disebut akan menjadi varian dominan dari Covid-19 di seluruh dunia.

Rep: Puti Almas/ Red: Agung Sasongko
Orang-orang memakai masker saat mereka berjalan melewati toko yang tutup di Hong Kong, Cina, Senin (29/11). Hong Kong telah memberlakukan larangan masuk total bagi penduduk non-Hong Kong dari delapan negara Afrika, Afrika Selatan, Botswana, eSwatini, Lesotho , Mozambik, Malawi, Namibia, dan Zimbabwe, dalam upaya untuk menjauhkan varian Omikron COVID-19 yang baru dari kota.
Foto: EPA-EFE/JEROME FAVRE
Orang-orang memakai masker saat mereka berjalan melewati toko yang tutup di Hong Kong, Cina, Senin (29/11). Hong Kong telah memberlakukan larangan masuk total bagi penduduk non-Hong Kong dari delapan negara Afrika, Afrika Selatan, Botswana, eSwatini, Lesotho , Mozambik, Malawi, Namibia, dan Zimbabwe, dalam upaya untuk menjauhkan varian Omikron COVID-19 yang baru dari kota.

IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Omicron sebagai salah satu varian dari virus corona jenis baru (SARS-CoV-2) yang menyebabkan infeksi penyakit Covid-19 telah menjadi kekhawatiran di dunia, dengan tingkat penyebaran yang sangat cepat. 

Di Hong Kong, situasi perekonomian terdampak dengan gelombang Covid-19 kelima yang terjadi di kota administratif Cina tersebut, dipicu oleh Omicron. Meski belum diprediksi sepenuhnya, sejumlah pengamat memperkirakan pukulan besar, mempertimbangkan pandemi globaal, hingga kebijakan bank sentral barat. 

Baca Juga

Menurut ekonom di Morgan Stanley dan Bloomberg Economics telah memangkas perkiraan pertumbuhan ekonomi mereka untuk Hong Kong. Hal ini dipertimbangkan, mengutip penundaan pembukaan kembali perbatasan dengan Cina di tengah gelombang Omicron.

Omicron disebut akan menjadi varian dominan dari Covid-19 di seluruh dunia. Para ilmuwan sebelumnya memperingatkan bahwa strain terbaru ini dapat menghindari atau kebal terhadap vaksin yang sudah tersedia. 

Omicron pertama kali dikonfirmasi di Afrika Selatan pada November 2021. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan bahwa orang-orang harus berhati-hati dan tidak menganggap varian ini hanya sebagai flu biasa. 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement