Senin 10 Jan 2022 06:21 WIB

Menhub: Bandara Kertajati untuk Kegiatan Logistik, Pemeliharaan Pesawat Hingga Haji

Bandara Kertajai disiapkan menjadi kawasan integrasi atau AMO center

Rep: rahayu subekti/ Red: Hiru Muhammad
Jalan Tol Akses Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati, Kabupaten Majalengka, resmi beroperasi, Senin (20/12).
Foto: Republika/Lilis Sri Handayani
Jalan Tol Akses Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati, Kabupaten Majalengka, resmi beroperasi, Senin (20/12).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi mengatakan, Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB), Kertajati, Majalengka tengah disiapkan menjadi pusat kegiatan logistik. Selain itu juga untuk pemeliharaan pesawat hingga menjadi tempat embarkasi dan debarkasi haji dan umroh. 

“Kita harus gencar mensosialisasikan barang-barang apa saja yang bisa dikirim lewat BIJB dan juga keunggulan biaya yang lebih efisien,” kata Budi dalam pernyataan tertulisnya, Ahad (9/1/2022). 

Baca Juga

Budi mendorong pengelola BIJB untuk berkomunikasi dengan para perusahaan kargo internasional. Misalnya, lanjut dia, dari Dubai, Hongkong, dan negara lainnya agar pergerakan angkutan kargo terus meningkat. 

“Perlu dilakukan presentasi ke Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) untuk memperkenalkan BIJB kepada calon investor yang memiliki sejumlah keunggulan, salah satunya mampu didarati pesawat wide body. Kita juga perlu memetakan potensi investasi di sekitar bandara ini,” jelas Budi.

Terkait optimalisasi pemanfaatan fasilitas pemeliharaan pesawat (MRO), Budi mengajak pengelola BIJB untuk berkomunikasi dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), pemerintah daerah, dan instansi terkait lainnya. Budi menekankan, BIJB dapat digunakan untuk pemeliharaan pesawat pemerintah. 

Sementara itu, Direktur Utama BIJB Kertajati Muhammad Singgih mengatakan saat ini tengah menyiapkan bandara tersebut sebagai kawasan terintegrasi atau pusat pemeliharaan pesawat (AMO Center). “Terdapat potensi pasar pemeliharaan pesawat masih besar karena sekitar 46 persen dari pesawat Indonesia masih melakukan pemeliharaan pesawat di luar negeri,” ungkap Singgih. 

Untuk itu, Singgib memohon dukungan kepada pemerintah untuk meningkatkan daya saing pemeliharaan pesawat. Beberapa dukungan yang diharapkan yakni memusatkan armada pesawat yang dimiliki pemerintah (Basarnas, BNPB, dan instansi terkait lainnya) untuk melakukan pemeliharaan pesawat di Bandara Kertajati, memberikan insentif berupa pembebasan bea masuk dan  pembebasan biaya take off landing untuk pesawat yang akan melakukan maintenance, dukungan bea cukai, jaringan listrik, air, dan kesiapan fasilitas penunjang lainnya.

Bandara Kertajati memiliki luas gedung terminal kargo 4.480 meter persegi. Saat ini tengah dilakukan sejumlah upaya optimalisasi angkutan kargo yaitu pengembangan e-commerce hub (cargo village) dan kegiatan penerbangan kargo rutin oleh Asia Kargo. 

 

--

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement