Senin 10 Jan 2022 20:49 WIB

Iran Sanksi Petinggi dan Jenderal AS, Ini Sikap Tegas Washington

Iran menjatuhkan sanksi terhadap 52 warga AS, termasuk jenderal.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Teguh Firmansyah
Warga Iran berkumpul di dekat rudal Ghiam yang ditampilkan di Masjid Mosallah pada peringatan kedua serangan rudal Iran ke pangkalan udara militer Ayn al-Asad AS di Irak setelah pembunuhan komandan tinggi Iran Qasem Soleimani, di Teheran, Iran, 07 Januari 2022,
Foto: EPA-EFE/ABEDIN TAHERKENAREH
Warga Iran berkumpul di dekat rudal Ghiam yang ditampilkan di Masjid Mosallah pada peringatan kedua serangan rudal Iran ke pangkalan udara militer Ayn al-Asad AS di Irak setelah pembunuhan komandan tinggi Iran Qasem Soleimani, di Teheran, Iran, 07 Januari 2022,

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Penasihat Keamanan Nasional Amerika Serikat (AS) Jake Sullivan mengatakan, Iran bakal menghadapi konsekuensi serius jika mengancam atau menyerang warga AS, termasuk yang baru-baru ini dijatuhi sanksi oleh Teheran.

 “Jangan salah: AS akan melindungi dan membela warganya. Ini termasuk mereka yang melayani AS sekarang dan mereka yang sebelumnya menjabat,” kata Sullivan dalam sebuah pernyataan pada Ahad (10/1/2022), dikutip Jerusalem Post.

Baca Juga

Dia mengungkapkan, sebagai warga AS, mereka memiliki perbedaan pendapat tentang politik. “Tapi kami bersatu dalam tekad kami melawan ancaman dan provokasi. Kami bersatu dalam membela rakyat kami,” ujarnya.

Baru-baru ini Iran menjatuhkan sanksi kepada 52 warga AS yang dianggap terlibat dalam pembunuhan mantan komandan Pasukan Quds Mayor Jenderal Qassem Soleimani. Mereka yang termasuk dijatuhkan sanksi yakni petinggi militer AS. 

Sullivan menegaskan, AS pun akan melindungi para individu tersebut dari potensi serangan Iran. “Jika Iran menyerang salah satu warga negara kami, termasuk salah satu dari 52 orang yang disebutkan kemarin itu, ia akan menghadapi konsekuensi yang parah,” kata Sullivan.

Soleimani tewas di Bandara Internasional Baghdad pada 3 Januari 2020. Dia dibunuh saat berada dalam konvoi Popular Mobilization Forces (PMF), pasukan paramiliter Irak yang memiliki kedekatan dengan Iran. Iring-iringan mobil mereka menjadi sasaran tembak pesawat nirawak AS. Mantan presiden AS Donald Trump adalah tokoh yang memerintahkan langsung serangan tersebut.

Iran mengutuk keras pembunuhan Soleimani dan bersumpah akan membalas tindakan Washington. Tak lama setelah peristiwa pembunuhan itu, Iran meluncurkan serangan udara ke markas tentara AS di Irak. Aksi itu sempat menimbulkan kekhawatiran global tentang potensi pecahnya peperangan.

Soleimani merupakan tokoh militer Iran yang memiliki pengaruh besar di kawasan Timur Tengah. Ia dipercaya memimpin Pasukan Quds, sebuah divisi atau sayap dari Garda Revolusi Iran yang bertanggung jawab untuk operasi ekstrateritorial, termasuk kontra-intelijen di kawasan.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement