Senin 10 Jan 2022 21:16 WIB

Masyarakat Diminta tidak Panik Hadapi Varian Omicron

Masyarakat diminta tetap jaga kesehatan dan protokol kesehatan.

Rep: Dian Fath Risalah/ Red: Nora Azizah
Masyarakat diminta tetap jaga kesehatan dan protokol kesehatan.
Foto: Republika/Thoudy Badai
Masyarakat diminta tetap jaga kesehatan dan protokol kesehatan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Kesehatan RI, Budi Gunadi Sadikin menekankan agar masyarakat tidak usah panik namun tetap waspada dalam menghadapi varian Omicron. “Kita sudah mempersiapkan diri dengan baik dan pengalaman menunjukkan bahwa walaupun naiknya cepat tapi gelombang Omicron ini juga turunnya pun cepat. Yang penting jangan lupa jaga prokes (protokol kesehatan), disiplin juga melakukan surveilans, dan yang paling penting percepat vaksinasi rekan-rekan kita, keluarga kita yang belum mendapatkan vaksinasi,” kata Budi dalam Konferensi Pers secara daring, Senin (10/1/2022).

Pemerintah terus mengamati peningkatan deteksi atau surveilans dari jumlah kasus Omicron terutama dari pelaku perjalanan luar negeri (PPLN) yang tiba di tanah air. Berdasarkan positivity rate kedatangan luar negeri jauh lebih tinggi jika dibandingkan dengan transmisi lokal.

Baca Juga

Positivity rate untuk kedatangan luar negeri adalah 13 persen, jauh di atas positivity rate transmisi lokal yang 0,2 persen. Jadi positivity rate kedatangan dari luar negeri 65 kali lebih tinggi dibandingkan dengan positivity rate transmisi lokal. Ini memperkuat hipotesis kami bahwa sebagian besar dari kasus positif yang terjadi saat ini disebabkan oleh kedatangan luar negeri,” kata Budi.

Saat ini kasus konfirmasi varian Omicron di Indonesia telah mencapai 414 kasus yang mayoritas adalah dari pelaku perjalanan luar negeri. Sebagian besar dari pelaku perjalanan tersebut datang dari negara Arab Saudi, Turki, Amerika Serikat, dan Uni Emirat Arab.

Terkait kondisi pasien konfirmasi Omicron, Budi menyampaikan bahwa hanya dua orang pasien yang berkategori sedang atau membutuhkan perawatan dengan oksigen. Kedua pasien tersebut, masing-masing berusia 58 tahun dan 47 tahun, memiliki penyakit penyerta atau komorbid.

“(Sebanyak) 114 orang atau sekitar 26 persen sudah sembuh, termasuk yang dua orang tadi yang masuk kategori sedang dan membutuhkan perawatan oksigen, sehingga mereka bisa kembali ke rumah. Jadi kesimpulannya, memang walaupun Omicron ini cepat transmisinya tapi relatif lebih ringan dari severity atau keparahannya,” ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement