Selasa 11 Jan 2022 14:58 WIB

Iran Belum Mau Akui Pemerintahan Taliban Meski Gelar Pembicaraan Tingkat Tinggi

Pembicaraan tingkat tinggi Iran dengan perwakilan Taliban berlangsung positif

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Nur Aini
Bendera Taliban berdiri di dalam Pusat Media dan Informasi Pemerintah di Kabul, Afghanistan, Selasa, 21 September 2021.
Foto: AP/Bernat Armangue
Bendera Taliban berdiri di dalam Pusat Media dan Informasi Pemerintah di Kabul, Afghanistan, Selasa, 21 September 2021.

REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Pejabat tinggi Iran dan pejabat tinggi Taliban menggelar pertemuan pada Ahad (9/1/2022). Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Saeed Khatibzadeh, mengatakan, pembicaraan tingkat tinggi dengan perwakilan Taliban berlangsung positif, tetapi Iran masih belum secara resmi mengakui pemerintahan Taliban.

 “Kondisi Afghanistan saat ini menjadi perhatian utama bagi Republik Islam Iran dan kunjungan delegasi Afghanistan berada dalam kerangka keprihatinan ini,” ujar Khatibzadeh, dilansir Aljazirah, Selasa (11/1/2022).

Baca Juga

Menteri Luar Negeri di bawah kepemimpinan Taliban, Amir Khan Muttaqi, bertemu dengan Menteri Luar Negeri Iran, Hossein Amirabdollahian. Itu adalah kunjungan pertama delegasi Taliban sejak mereka kembali berkuasa di Afghanistan.

Iran akan mengakui Taliban jika mereka berhasil membentuk pemerintahan yang inklusif. Iran dan Taliban telah melakukan beberapa pembicaraan. Utusan khusus Iran, Hassan Kazemi-Qomi melakukan sejumlah perjalanan ke Afghanistan dalam beberapa bulan terakhir.

Menurut pernyataan Kementerian Luar Negeri Iran, selama pertemuan dengan Taliban, Amirabdollahian mengkritik "kebijakan yang salah" oleh Amerika Serikat dan sekutunya di Afghanistan. Dia mengatakan, AS harus mencabut sanksi berdasarkan alasan kemanusiaan untuk membantu rakyat dan ekonomi Afghanistan. Amirabdollahian juga berjanji bahwa Iran akan terus mengirim bantuan kemanusiaan ke Afghanistan. 

"Upaya orang-orang Afghanistan yang bersemangat menunjukkan bahwa, tidak ada kekuatan asing yang dapat menduduki Afghanistan dan memerintah rakyatnya," ujar Amirabdollahian.

Amirabdollahian juga mengingatkan Muttaqi tentang pembunuhan terhadap diplomat Iran di Mazar-i-Sharif, selama pengepungan konsulat di Afghanistan yang dikuasai Taliban pada 1998. Dia mengatakan bahwa, Taliban sekarang memiliki tanggung jawab untuk melindungi kantor diplomatik.

Baca: Arab Saudi Krisis Rudal Gara-Gara Beli Sistem Pertahanan Buatan AS

Sebelumnya, pasukan perbatasan Iran dan Taliban mengalami bentrokan singkat di Hirmand. Bentrokan ini kemudian digambarkan sebagai kesalahpahaman. Menanggapi bentrokan tersebut, Muttaqi menekankan, Taliban tidak akan melawan negara tetangganya. Amirabdollahian dan Muttaqi sepakat akan melakukan pertemuan lebih lanjut dengan mengirim delegasi teknis untuk membahas masalah hak air Iran dari Sungai Helmand. 

Baca: Australia tak Mau Lockdown, Memilih Lewati Wabah Covid-19 Omicron

Baca: Menlu Israel Positif Covid-19 Saat Negaranya Bersiap Hadapi Omicron dengan Dosis 4 Vaksin

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement