Kamis 13 Jan 2022 21:25 WIB

DIY Periksa Delapan Sampel Dicurigai Omicron

Pemda DIY memeriksa delapan sampel pasien Covid-19 yang dicurigai varian Omicron

Rep: Antara/ Red: Christiyaningsih
Ilustrasi Covid-19 varian Omicron
Foto: Pixabay
Ilustrasi Covid-19 varian Omicron

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA - Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta (Pemda DIY) memeriksa delapan sampel pasien Covid-19 yang dicurigai tertular varian Omicron. Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) DIY Pembajun Setyaningastutie mengatakan pemeriksaan whole genom sequencing (WGS) terhadap delapan sampel diduga Omicron tersebut dilakukan oleh Balai Besar Veteriner (BBVet) Wates, Kulon Progo, dan Laboratorium FK-KMK UGM.

"Kemarin dari 11 sampel, yang dikirim (untuk diperiksa) delapan," ujarnya di Yogyakarta, Kamis (13/1/2022).

Baca Juga

Menurut dia, delapan sampel yang seluruhnya berasal dari Kulon Progo tersebut dicurigai Omicron lantaran memiliki CT value di bawah 30 serta terjadi penularan dalam waktu yang cepat. "Kalau saya lihat yang CT di bawah 30 tidak sampai delapan orang, tapi karena dia dalam satu area dan kondisi saat ini lebih aman jika diperiksa semuanya," jelasnya.

Menurut Pembajun, delapan sampel asal Kulon Progo tersebut tidak terkait dengan riwayat pasien yang bepergian ke luar negeri melainkan sekadar pernah menerima atau berkontak dengan tamu. Ia menuturkan hasil pemeriksaan WGS terhadap delapan sampel itu diperkirakan keluar sekitar dua minggu dan akan diumumkan oleh Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X.

Selain delapan sampel dari Kulon Progo, sebelumnya Pemerintah Kota Yogyakarta juga telah mengirim tujuh sampel dicurigai Omicron. Hingga kini sampel-sampel itu masih dalam proses pemeriksaan di laboratorium.

Mengacu ketentuan dari pemerintah pusat, minimal daerah harus mengirimkan 70 sampel untuk dilakukan WGS. "Dalam tahap pertama ini diminta segera, dikirimnya ke BBVet dan UGM," kata Pembajun.

Sebagai upaya antisipasi penyebaran Omicron, menurut dia, Pemda DIY telah meminta seluruh rumah sakit milik pemerintah menyiagakan minimal 30 persen dari total kapasitas tempat tidur dan 20 persen untuk RS swasta. "Kami juga mendorong isoter dan juga telemedicine. Kalau nakes masih ada, kalau kurang ya kita rekrut lagi yang pernah jadi relawan. Kita sudah punya by name, by address-nya," terang Pembajun.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement