Jumat 14 Jan 2022 17:18 WIB

Persiapan Kesehatan Haji Ikuti Skenario Kuota Haji

Persiapan kesehatan haji mengikuti skenario kuota penuh jamaah haji.

Rep: Fuji E Permana/ Red: Esthi Maharani
Dalam foto yang diambil dengan kecepatan rana lambat ini, jamaah umroh mengelilingi Ka
Foto: AP Photo/Amr Nabil
Dalam foto yang diambil dengan kecepatan rana lambat ini, jamaah umroh mengelilingi Ka

IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Agama (Kemenag) menyampaikan bahwa ada tiga opsi atau skenario terkait pelaksanaan haji tahun 1443 Hijriyah atau 2022 Masehi. Skenario itu yakni kuota jamaah haji penuh, kuota jamaah haji terbatas dan tidak memberangkatkan jamaah haji.

Kepala Pusat Kesehatan Haji pada Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Budi Sylvana, menyampaikan, pada prinsipnya sampai saat ini persiapan kesehatan haji mengikuti skenario kuota penuh jamaah haji. Persiapan kesehatan haji disiapkan mengikuti perkembangan skenario apabila pemberangkatannya terbatas atau tidak memberangkatkan haji.

Baca Juga

"Semua kemungkinan tersebut sudah dilakukan antisipasi. Yang terpenting bagi kesehatan (haji) adalah kepastian kuota (haji) seawal mungkin sehingga dapat dilakukan pengaturan yang lebih baik," kata Budi kepada Republika, Jumat (14/1).

Mengenai vaksin booster bagi calon jamaah haji, Budi mengatakan, vaksinasi booster masih dilakukan sesuai skema vaksin booster yang ditujukan kepada masyarakat usia 18 tahun ke atas. Mereka harus sudah menerima vaksin primer dosis lengkap enam bulan sebelumnya.

Di tempat lain, Direktur Pelayanan Haji Dalam Negeri pada Kemenag, Saiful Mujab, mengatakan, vaksin boostar untuk calon jamaah haji belum menjadi pembicaraan, karena belum jadi persyaratan bagi calon jamaah haji. Prinsipnya calon jamaah haji sudah divaksin, jika nanti ternyata Arab Saudi memberlakukan aturan calon jamaah haji harus vaksin booster, Kemenag akan dorong agar calon jamaah haji melakukan vaksin booster.

"Kita kan menunggu MoU (Nota Kesepahaman antara Arab Saudi dan Indonesia), kalau MoU jamaah haji harus dibooster, ya udah kita dorong untuk dibooster," ujarnya.

Saiful menambahkan, seperti umrah yang sudah berjalan, ternyata jamaah umrah yang sudah divaksin pakai vaksin apapun tetap harus karantina lima hari di Arab Saudi. Artinya tidak perlu ada vaksin booster bagi jamaah umrah, yang penting prinsipnya sudah vaksin.

"Maka kita menunggu MoU, nanti ketahuan persyaratannya apa (untuk jamaah haji), kalau syaratnya jamaah harus dibooster kita koordinasi dengan Kementerian Kesehatan, bagaimana langkahnya untuk mengantisipasi yang sudah masuk kuota haji kita booster," jelasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement