Senin 17 Jan 2022 19:17 WIB

Bau tak Sedap, Hamparan Sampah Penuhi Pantai Dadap

Sampah tersebut didominasi sampah plastik yang telah lama mengendap

Rep: lilis sri handayani/ Red: Hiru Muhammad
Hamparan sampah memenuhi pesisir pantai Desa Dadap, Kecamatan Juntinyuat, Kabupaten Indramayu, Senin (17/1/2022).
Foto: Republika/Lilis Sri Handayani
Hamparan sampah memenuhi pesisir pantai Desa Dadap, Kecamatan Juntinyuat, Kabupaten Indramayu, Senin (17/1/2022).

REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU--Hamparan sampah memenuhi pesisir pantai Desa Dadap, Kecamatan Juntinyuat, Kabupaten Indramayu. Kondisi itu menimbulkan bau dan pemandangan tak sedap.

Berdasarkan pantauan Republika, Senin (17/1/2022), hamparan sampah itu membentang di sepanjang pesisir Dadap di sekitar tempat pelelangan ikan (TPI) Ngupaya Mina. Sampah tersebut didominasi oleh sampah plastik.

Baca Juga

Sampah-sampah itupun sebagian telah tertanam dalam lumpur dan pasir pantai. Hal itu menunjukkan sampah tersebut telah berada di lokasi itu dalam waktu lama.‘’Ya sudah bertahun-tahun, dari dulu seperti itu,’’ ujar seorang warga setempat, Udin.

Menurut Udin, sampah-sampah itu berasal dari tengah laut yang terbawa gelombang ke tepi pantai. Saat gelombang sedang tinggi, saat itu pula semakin banyak sampah yang terbawa hingga memenuhi pantai.

 

Selain dari laut, lanjut Udin, sampah-sampah itu juga banyak yang berasal dari sungai. Pesisir Dadap merupakan muara dari sejumlah sungai, termasuk sungai dari desa lainnya.

Udin mengaku sangat terganggu dengan kondisi tersebut. Meski tidak sampai menghalangi keberangkatan maupun kepulangan kapal tetapi hamparan sampah menimbulkan aroma tak sedap dan pemandangan yang tidak indah.‘’Ya inginnya sih dibersihkan, biar pantai jadi bersih,’’ tukas Udin.

Kepala Desa Dadap, Asyirqin Syarif Wahadi, menyatakan, sampah yang terhampar di pesisir pantai Dadap bukan berasal dari masyarakatnya. Dia mengatakan, sudah menyediakan tempat pembuangan sampah sehingga waragnya mmebuang sampah ke tempat tersebut.‘’Kalau yang di pantai itu sampah kiriman, bukan dari Desa Dadap,’’ tegas Asyirqin.

Asyirqin mengungkapkan, desa yang dipimpinnya itu berada di ujung wilayah sehingga langsung berhadapan dengan laut. Karena itu, desanya menjadi muara dari sungai-sungai desa lainnya. Sampah dari sungai-sungai lain itulah yang akhirnya mengalir dan memenuhi pantai Dadap.

Asyirqin berharap, sungai-sungai di setiap perbatasan desa bisa dipasang saringan sampah. Dengan demikian, setiap desa menjadi tahu sampah warganya masing-masing sehingga mereka pun memiliki tanggung jawab untuk memersihkannya.

‘’Kalau seperti itu enak, setiap desa punya tanggung jawab masing-masing. Tidak dialirkan begitu saja sehingga akhirnya menumpuk di sini (pantai Dadap),’’ cetus Asyirqin.

Asyirqin mengungkapkan, saat peringatan World Cleanup Day beberapa waktu lalu, upaya pembersihan pantai Dadap telah dilakukan. Namun karena sampah tersebut berasal dari desa-desa lainnya, maka pantai Dadap kembali menjadi kotor. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement