Senin 24 Jan 2022 21:09 WIB

Sebanyak 103 Pasien Diduga Keracunan di Lebak Jalani Rawat Inap

Warga yang keracunan itu diduga dari makanan pemberian syukuran.

keracunan makanan (ilustrasi)
Foto: kidshealth.org
keracunan makanan (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, LEBAK -- Sebanyak 103 pasien diduga keracunan di Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, menjalani rawat inap di Puskesmas Cijaku dan Rumah Sakit Umum Daerah ( RSUD) Malingping. Kepala Puskesmas Cijaku Kabupaten Lebak Susilo Supriyanto di Lebak, Senin (24/1/2022), mengatakan, dari 103 pasien itu 93 di antaranya dilaporkan sembuh setelah menjalani rawat inap di puskesmas setempat. Sedangkan, pasien yang masih menjalani perawatan medis di puskesmas setempat sebanyak tujuh pasien.

Begitu juga tiga pasien lainnya dirujuk ke RSUD Malingping untuk mendapatkan penanganan medis lanjutan. Selain itu sebanyak 76 pasien menjalani rawat jalan, sehingga total warga yang diduga keracunan ada 179 pasien.

Baca Juga

"Kami mengapresiasi perkembangan pasien keracunan itu sebagian besar sudah kembali ke rumah dalam kondisi membaik," katanya menjelaskan.

Menurut dia, saat ini kondisi kesehatan mereka sudah mulai membaik dan kembali normal makan dan minum. Kemungkinan besar pasien itu, Selasa (25/1) besok sudah pulang dan berkumpul bersama anggota keluarga.

Penanganan pasien keracunan massal tersebut tentu cukup berat, karena minimnya tenaga medis juga peralatan medis. Bahkan, puskesmas terpaksa merujuk tiga pasien keracunan itu ke RSUD Malingping. Sebab, pasien yang dirujuk memiliki penyakit penyerta juga mengalami dehidrasi berat.

"Beruntung, kasus keracunan itu cepat ditanganitenaga medis, sehingga tidak ada yang meninggal," katanya menjelaskan.

Ia mengatakan, warga yang keracunan itu diduga dari makanan pemberian syukuran toko bahan bangunan yang diluncurkan di daerah itu, Jumat (20/1). Kebanyakan warga yang mengalami keracunan makanan itu menimbulkan gejala pusing, mual, muntah dan disentri.

"Kami telah mengambil sampel makanan dan tinja dari pasien untuk dibawa ke Laboratorium Kesehatan Daerah ( Labkesda) untuk mengetahui penyebab keracunan itu," katanya menjelaskan.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement