Selasa 25 Jan 2022 19:56 WIB

Kasus Covid-19 Melonjak, Pemkot Batam Tingkatkan Penelusuran

Dalam sepekan terakhir Batam mengalami lonjakan kasus Covid-19

Rep: Antara/ Red: Christiyaningsih
Tenaga kesehatan melakukan pemeriksaan kesehatan kepada pasangan lansia calon penerima vaksinasi lanjutan (booster) di Vihara Duta Maitreya Monastery, Batam, Kepulauan Riau, Kamis (13/1/2022). Dalam sepekan terakhir Batam mengalami lonjakan kasus Covid-19. Ilustrasi.
Foto: Antara/Teguh Prihatna
Tenaga kesehatan melakukan pemeriksaan kesehatan kepada pasangan lansia calon penerima vaksinasi lanjutan (booster) di Vihara Duta Maitreya Monastery, Batam, Kepulauan Riau, Kamis (13/1/2022). Dalam sepekan terakhir Batam mengalami lonjakan kasus Covid-19. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, BATAM - Pemerintah Kota Batam, Kepulauan Riau meningkatkan penelusuran warga yang diduga terpapar virus corona. Langkah ini dilakukan terkait melonjaknya kasus penularan Covid-19 di daerah itu dalam sepekan terakhir.

"Sekarang mulai ada penambahan kasus Covid-19, ada 23 kasus aktif. Saya sudah perintahkan kepada kepala Puskesmas dan Dinas Kesehatan agar penelusuran digencarkan lagi," kata Wali Kota Batam Muhammad Rudi di Batam, Selasa (25/1/2022).

Baca Juga

Penelusuran warga yang melakukan kontak erat dengan warga terkonfirmasi positif Covid-19 dilakukan menggunakan tes cepat antigen. Menurut Wali Kota, pasokan alat itu masih cukup. Pihaknya juga membuka kembali fasilitas isolasi terpadu di Asrama Haji Batam demi meyakinkan warga terkonfirmasi positif Covid-19 mendapatkan penanganan yang baik dan tidak menularkan virus ke orang lain.

Agar kasus tidak terus meningkat, Rudi juga meminta masyarakat untuk mematuhi aturan protokol kesehatan, utamanya mengenakan masker guna melindungi satu sama lain. "Saya mohon kepada masyarakat agar melaksanakan protokol kesehatan, memakai masker. Vaksin terus berjalan. Kuncinya satu, pakai masker," kata dia.

Rudi, meminta masyarakat menahan diri agar tidak terjadi penularan hingga gelombang ketiga selama beberapa bulan ke depan. Karena, menurut para ahli gelombang Omicron berakhir pada April 2022. "Berarti ada dua bulan lagi. Apalah susahnya kita menjaga tiga bulan daripada menderita selama setahun," ujar dia.

Rudi mengingatkan apabila lonjakan kasus penularan Covid-19 terus bertambah, pihaknya akan menerapkan kebijakan pembatasan kegiatan masyarakat. "Kalau terjadi lonjakan kasus, maaf, masyarakat meminta kami menghentikan kegiatan masyarakat," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement