Rabu 26 Jan 2022 16:57 WIB

Hong Kong Diprediksi akan Tetap Terisolasi Hingga 2024

Kamar Dagang Eropa memprediksi Hong Kong mungkin baru dibuka kembali pada 2024

Rep: Lintar Satria/ Red: Esthi Maharani
Kota Hong Kong
Foto: asianranking.com
Kota Hong Kong

REPUBLIKA.CO.ID, HONG KONG -- Dalam rancangan laporkan Kamar Dagang Eropa di Hong Kong disebutkan kota itu mungkin baru dibuka kembali pada awal 2024 karena kebijakan Covid-19 yang ketat. Kantor berita Reuters melihat laporan yang belum dirilis untuk umum itu pada Rabu (26/1/2022)

Kamar dagang mengatakan terbatasnya efektivitas vaksin yang dikembangkan China memaksa negara itu mempertahankan peraturan pembatasan perjalanan yang ketat. Kamar Dagang Eropa menolak memberikan komentar mengenai laporan tersebut.

Baca Juga

Laporan itu menyebutkan skenario paling mungkin Hong Kong tidak akan dibuka kembali sampai China menyalurkan vaksin mRNA ke 1,4 miliar populasinya. Kantor dagang memprediksi program vaksinasi itu baru akan selesai pada akhir 2023 atau awal 2024.

Bila itu terjadi, kamar dagang mengatakan terdapat resiko "dampak beruntun" pada perusahan-perusahaan di pusat keuangan Asia itu. "Kami mengantisipasi eksodus orang asing," kata kamar dagang.

"Mungkin terbesar yang pernah terjadi di Hong Kong, dan secara absolut mungkin terbesar di kota mana pun di kawasan pada baru-baru ini," tambah mereka.  

Hong Kong cenderung berhasil mengendalikan pandemi sepanjang 2021. Tapi telah menjadi tempat yang paling terisolasi di dunia karena larangan perjalanan dan penutupan perbatasan yang telah melelahkan bekas koloni Inggris itu.

Pemerintah Hong Kong kesulitan mengendalikan lonjakan kasus infeksi pada bulan Januari.

Kamar dagang mengatakan berdasarkan skenario itu  perusahaan-perusahaan multinasional akan memindahkan tim-timnya ke Cina Daratan atau menggeser tim kawasan Asia mereka ke Singapura atau Seoul. Hong Kong akan kehilangan daya tarik sebagai pusat bisnis internasional dan potensi kontribusi pada perekonomian China.

Kamar dagang menambahkan keluarnya talenta internasional juga merusak "potensi kota mempertahankan univesitas kelas dunia". Tidak seperti China Daratan, Hong Kong bergantung pada pelancong bisnis dan barang-barang impor.

Peran Hong Kong sebagai tempat transit barang dan penumpang menurun drastis karena peraturan penerbangan yang ketat. Hanya sedikit orang yang dapat diizinkan mendarat dan dapat transit.

Berbanding terbalik dengan pusat keuangan Asia lainnya Singapura yang kini telah melonggarkan perbatasannya. Baru 70 persen populasi Hong Kong yang sudah divaksin lengkap, jauh lebih rendah dari Singapura yang sudah memvaksin lengkap 91 persen penduduknya.

Sebagian besar orang lanjut usia di Hong Kong belum divaksin lengkap. Kamar dagang menekankan "rata-rata kemungkinan" skenari olain. Seperti kemungkinan wabah tak terkendali di Cina daratan yang membuat Hong Kong ditutup untuk China dan seluruh dunia.

Skenario lain wabah tak terkendali di Hong Kong sehingga peraturan tambahan lain tidak berarti. Hal ini dapat menyebabkan 20 ribu orang lanjut usia meningga dunia.

Kamar dagang merekomendasikan pemerintah untuk mempercepat vaksinasi dan memperpendek karantina dari 21 hari menjadi 14 atau 7 hari. Sehingga dapat menghibur komunitas bisnis internasional.

Pengusaha asingjuga harus mengasumsikan Hong Kong mungkin akan "semi-tertutup bagi perjalanan internasional dalam 12 hingga 36 bulan kedepan." Talenta dan upaya untuk mempertahankan mereka akan menjadi "komoditas yang berharga."

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement