Rabu 26 Jan 2022 22:05 WIB

Pembelajaran Berbasis Kerja Semakin Penting

Siswa-siswa aktif mengonstruksi sendiri pengalaman belajarnya.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Muhammad Fakhruddin
Pembelajaran Berbasis Kerja Semakin Penting (ilustrasi).
Foto: Antara/Audy Alwi
Pembelajaran Berbasis Kerja Semakin Penting (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID,SLEMAN -- Keterampilan karir semakin penting disiapkan menghadapi dinamisasi perubahan dunia kerja abad 21. Secara umum, keterampilan karir terdiri dari keingintahuan, ketekunan, fleksibilitas, optimisme dan pengambilan resiko.

Guru Besar bidang Pembelajaran Vokasional Universitas Negeri Yogyakarta, Prof Kokom Komariah mengatakan, sangat masuk akal jika menempatkan keterampilan karir sebagai modal penting yang ditanamkan melalui pembelajaran pendidikan vokasi.

Baca Juga

Pengalaman fisik dan mental yang diperoleh peserta didik dalam bentuk melihat, merasakan, memegang dan mengerjakan langsung merupakan bentuk Tacit Knowledge. Tidak bisa diperoleh melalui pembelajaran biasa karena membutuhkan interaksi.

Antara individu dengan lingkungan dalam proses Work-Based Learning (WBL) dapat memindahkan pengetahuan dari suatu pengalaman. Sehingga, peserta-peserta didik dapat beradaptasi untuk menghadapi lingkungan yang baru.

 

Pembelajaran berbasis kerja merupakan salah satu model pembelajaran yang cocok digunakan pendidikan vokasi. Termasuk, boga karena dapat membentuk keterampilan karir peserta didik seperti kompetensi dan kemampuan dalam mendapat pekerjaan.

"Sehingga, pembelajaran berbasis kerja bisa digunakan sebagai jaring pengaman pemenuhan tenaga kerja untuk menghindari lulusan menjadi penganggur. Hal ini telah dibuktikan melalui berbagai hasil kajian," kata Kokom, Rabu (26/1).

Maka itu, pembelajaran berbasis kerja yang telah dipraktekan di seluruh dunia merupakan bentuk pembelajaran aktif dan dinamis, perlahan berkembang sepanjang masa hidup. Bahkan, telah dikembangkan di Indonesia oleh Ki Hajar Dewantara.

Lewat akronim niteni, nirokke dan nambahi yang menjelaskan proses belajar keterampilan. Niteni berarti memperhatikan, mengamati atau menyimak. Nirokke berarti menirukan atau melakukan sesuatu sesuai contoh yang sedang diamati.

Sedangkan, nambahi berarti menambahkan, menyesuaikan, melakukan perubahan atau mengurangi keterampilan yang dipelajari sesuai dengan kreativitas masing-masing. Dalam konsep ini, siswa-siswa aktif mengonstruksi sendiri pengalaman belajarnya.

"Sehingga, sangat tepat digunakan dalam proses WBL bagi mahasiswa pendidikan vokasi. Proses WBL akan dilalui melalui pendekatan pembelajaran berbasis pengalaman, dalam arti memaknakan sebuah pengalaman agar menjadi pembelajaran," ujar Kokom.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement