Selasa 01 Feb 2022 16:46 WIB

Liz Cheney: Trump Indikasikan akan Mengulangi Kekerasan 6 Januari

Trump disebut akan mengampuni orang-orang yang terlibat dalam insiden Capitol Hill.

Rep: Lintar Satria/ Red: Teguh Firmansyah
Mantan Presiden Donald Trump berbicara pada rapat umum, Sabtu, 15 Januari 2022, di Florence, Arizona.
Foto: AP Photo/Ross D. Franklin
Mantan Presiden Donald Trump berbicara pada rapat umum, Sabtu, 15 Januari 2022, di Florence, Arizona.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Anggota House of Representative Amerika Serikat (AS) dan putri mantan wakil presiden Dick Cheney, Liz Cheney mengatakan, Donald Trump mengindikasikan akan mengulangi aksi kekerasan pada 6 Januari 2021. Hal ini disampaikan dalam merespons pidato mantan presiden itu di Conroe, Texas.

Di depan pendukungnya, Trump mengatakan bila maju dalam pemilihan presiden dan menang ia akan mengampuni orang-orang yang terlibat dalam penyerbuan mematikan ke Capitol Hill pada awal tahun lalu. Lebih dari 700 orang didakwa atas penyerangan ke gedung legislatif pemerintah federal AS itu.

Baca Juga

"Trump menggunakan bahasa yang ia tahu menyebabkan kekerasan 6 Januari; mengindikasi akan mengampuni terdakwa 6 Januari, yang beberapa di antaranya didakwa konspirasi menghasut; mengancam jaksa; dan mengaku ia mencoba mengubah hasil pemilu," kata Cheney di Twitter seperti dikutip Yahoo News, Selasa (1/2/2022).

"Bila diberi kesempatan ia akan melakukannya lagi," tambah Cheney.

Pada 6 Januari 2021 pendukung Trump menyerbu gedung Kongres untuk menghentikan parlemen mensahkan kemenangan Joe Biden dalam pemilihan umum 2020. Trump memanas-manasi pendukungnya dengan mengatakan kemenangannya dalam pemilu telah dicuri. Beberapa orang tewas dan lebih dari 140 petugas polisi terluka.

"Bila saya maju dan menang, saya akan perlakukan orang-orang dari 6 Januari dengan adil, kami akan memperlakukan mereka dengan adil, dan bila perlu ampuni, kami akan memberi mereka pengampuan, karena mereka telah diperlakukan dengan sangat tidak adil," katanya.

Mantan presiden itu mengecam komite House yang menyelidiki penyerangan tersebut. Cheney satu dari dua orang Partai Republik yang masuk dalam panel bipartisan itu.

"Hal ini tidak terjadi pada semua kekejaman lain yang terjadi baru-baru ini, tidak ada yang seperti ini, apa yang komite 'tak terpilih' itu lakukan dan apa yang dilakukan orang-orang yang menjalankan penjara itu memalukan," kata Trump pada pendukungnya.

Trump juga mengajak pendukungnya memprotes jaksa "rasis" di New York dan Georgia yang menyelidikinya dan bisnisnya. Menanggapi seruan Trump tersebut Jaksa Distrik Fulton County Fani Willis  meminta perlindungan dari kantor lapangan FBI di Atlanta.

"(Untuk) memastikan kami tidak memiliki tragedi serupa di Atlanta untuk apa yang terjadi di Capitol Amerika Serikat pada 6 Januari," kata Willis dalam suratnya ke FBI.

Pada Ahad (30/1/2022) malam Trump kembali merilis klaim palsu mantan Wakil Presiden Mike Pence terkait "memiliki hak untuk mengubah hasil" pemilu. Saa itu, Trump kalah dalam pemilihan presiden.

"Ini merupakan pengakuan dan pernyataan yang sangat tidak Amerika," kata anggota House of Representative dari Partai Republik yang juga menjabat dalam komite penyelidikan 6 Januari bersama Cheney, Adam Kinzinger.

"Sudah waktunya setiap pemimpin Partai Republik untuk berpihak, Trump atau konstitusi, sudah tidak ada lagi jalan tengah untuk mempertahankan negara kami," tambahnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement