Selasa 01 Feb 2022 16:49 WIB

PKL Malioboro Mulai Isi Lokasi Baru

Pemindahan PKL ini dilakukan secara bertahap.

Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Fernan Rahadi
Pekerja membongkar lapak Pedagang Kaki Lima (PKL) Jalan Mataram, Danurejan, Yogyakarta, Jumat (28/1/2022). Belasan PKL yang biasa berjualan sepatu di kawasan Jalan Mataram tersebut telah dipindahkan ke Teras Malioboro I atau eks Bioskop Indra.
Foto: Antara/Hendra Nurdiyansyah
Pekerja membongkar lapak Pedagang Kaki Lima (PKL) Jalan Mataram, Danurejan, Yogyakarta, Jumat (28/1/2022). Belasan PKL yang biasa berjualan sepatu di kawasan Jalan Mataram tersebut telah dipindahkan ke Teras Malioboro I atau eks Bioskop Indra.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Relokasi pedagang kaki lima (PKL) di sepanjang Malioboro sudah mulai berjalan sejak 1 Februari 2022 ini. Namun, sudah ada PKL yang mulai memindahkan barang dagangannya ke dua lokasi baru yang sudah disiapkan yakni di Teras Malioboro 1 dan Teras Malioboro 2 sejak malam kemarin.

Di Teras Malioboro 1 (eks Gedung Bioskop Indra) sendiri menampung lebih dari 800 PKL. Sedangkan, di Teras Malioboro 2 (eks Gedung Dinas Pariwisata DIY) menampung sekitar seribu PKL.

Ketua Umum Paguyuban PKL Malioboro Ahmad Yani (Pemalni), Slamet Santoso mengatakan, seluruh anggotanya mendapatkan tempat di Teras Malioboro 1. Total ada 431 anggota Pemalni yang direlokasi. "Pemalni semua di Teras Malioboro 1, mulai hari ini tidak ada yang berjualan di lorong (trotoar Malioboro)," kata Slamet kepada wartawan, Selasa (1/2).

Slamet menuturkan, pemindahan PKL ini dilakukan secara bertahap. Hal ini bertujuan agar tidak terjadi kerumunan di lokasi baru.

Pihaknya juga menargetkan seluruh anggota Pemalni sudah menempati tempat baru hingga 7 Februari nanti. Slemet juga menuturkan bahwa PKL sudah tidak boleh berjualan di trotoar Malioboro mulai hari ini berdasarkan surat edaran dari Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta. "Pemalni (dapat tempat) di lantai dasar sama lantai satu yang sebagian besar anggota Pemalni berjualan souvenir dan kaos," ujar Slamet.

Terkait dengan memberdayakan kembali pendorong gerobak, Slamet menyebut, agar pemerintah mengakomodir. Pasalnya, kata Slamet, di tempat yang baru tenaga pendorong gerobak tidak terlalu dibutuhkan oleh PKL.

"Saya kira (tenaga bantu untuk sirkulasi barang dagangan) bisa diatasi oleh masing-masing pedagang. Kondisi sekarang sebetulnya tidak lagi membutuhkan pendorong gerobak untuk keluar masuk gudang," jelasnya.

Menurutnya, pendorong gerobak tersebut dapat diberdayakan dengan diberikan pekerjaan di lokasi baru. Seperti tukang jaga malam, tukang bersih-bersih atau mendapatkan pekerjaan lain dari pemerintah di lokasi baru.

"Kami sudah komunikasi juga dengan pendorong yang tidak punya kerjaan lagi, kami mendorong agar diakomodir (oleh pemerintah) agar dipekerjakan sebagai cleaning service, pemeliharaan taman atau mereka bisa ditempatkan sebagai jaga malam, itu yang kami ajukan," katanya menambahkan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement