Kamis 03 Feb 2022 09:14 WIB

Armenia Terima Penerbangan Pertama dari Turki

Penerbangan kembali ini dilakukan dalam rangka normalisasi hubungan Armenia-Turki.

Rep: Fergi Nadira/ Red: Friska Yolandha
Penerbangan oleh maskapai dua negara telah diluncurkan kembali antara Istanbul dan Yerevan pada Rabu (2/2/2022) waktu setempat. Hal ini dilakukan di tengah pembicaraan antara Turki dan Armenia untuk menormalkan hubungan.
Foto: Anadolu Agency
Penerbangan oleh maskapai dua negara telah diluncurkan kembali antara Istanbul dan Yerevan pada Rabu (2/2/2022) waktu setempat. Hal ini dilakukan di tengah pembicaraan antara Turki dan Armenia untuk menormalkan hubungan.

REPUBLIKA.CO.ID, ISTANBUL -- Penerbangan oleh maskapai dua negara telah diluncurkan kembali antara Istanbul dan Yerevan pada Rabu (2/2/2022) waktu setempat. Hal ini dilakukan di tengah pembicaraan antara Turki dan Armenia untuk menormalkan hubungan.

Seperti dilansir laman Anadolu Agency, Kamis (3/2/2022), Bandara Zvartnos Yerevan menerima penerbangan pertama dari Bandara Sabiha Gokcen Istanbul sekitar pukul 02.20. Pesawat tersebut dioperasikan oleh maskapai Turki Pegasus Airlines.

Baca Juga

Sementara itu penerbangan maskapai FlyOne lepas landas dari Bandara Internasional Zvartnots Yerevan pada pukul 18.00 Rabu waktu setempat dan akan mendarat di Bandara Sabiha Gokcen Istanbul sekitar pukul 19.30. Seperti diketahui, tidak ada penerbangan langsung antara Turki dan Armenia selama sekitar dua tahun setelah maskapai Turki Atlasjet bangkrut pada Februari 2020.

Pegasus Airlines dan Fly One Armenia juga dilaporkan akan menjalankan tiga penerbangan per minggu antara Istanbul dan Yerevan. Salah satu penumpang Turki, Hasan Karaduman menyambut baik peneribangan langsung ini.

Dia biasanya melakukan perjalanan dari Istanbul ke Yerevan melalui Georgia. "Saya telah bertemu teman-teman saya di sana dan melakukan beberapa bisnis. Menurut saya proses normalisasi ini baik untuk kita semua." katanya.

Meskipun merupakan negara tetangga, Turki dan Armenia mengalami kesulitan dalam hubungan diplomatik sejak Armenia mendeklarasikan kemerdekaan pada 1991 setelah pembubaran Uni Soviet. Kedua negara telah terbagi dalam berbagai masalah mulai dari penolakan Armenia untuk mengakui perbatasan bersama hingga pendudukannya atas Nagorno-Karabakh dan peristiwa 1915 antara Kekaisaran Ottoman dan Armenia.

Meskipun Turki adalah salah satu negara pertama yang mengakui kemerdekaan Armenia pada 1991, perbatasan antara kedua negara tetap ditutup sejak 1993 setelah pendudukan Armenia atas Nagorno-Karabakh. Dalam upaya untuk menormalkan hubungan, Turki dan Armenia menandatangani "protokol Zurich" pada 2009 tetapi gagal meratifikasi perjanjian di parlemen nasional masing-masing.

Kendati demikian hubungan bilateral baru-baru ini memperoleh dimensi baru menuju normalisasi dengan utusan khusus Turki dan Armenia, Serdar Kilic dan Ruben Rubinyan, mengadakan pertemuan pertama mereka di Moskow pada 14 Januari. Keduanya sepakat untuk melanjutkan negosiasi tanpa prasyarat yang bertujuan untuk normalisasi penuh. Dalam perkembangan positif lainnya, Armenia mengumumkan akan mencabut embargo impor Turki pada Januari.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement