Sabtu 05 Feb 2022 15:14 WIB

China-Rusia Ingin Pererat Kerja Sama dengan ASEAN

ASEAN dinilai sebagai elemen kunci dari arsitektur regional.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Friska Yolandha
 Presiden China Xi Jinping, kanan, dan Presiden Rusia Vladimir Putin berbicara satu sama lain selama pertemuan mereka di Beijing, China, Jumat, 4 Februari 2022. Putin pada hari Jumat tiba di Beijing untuk pembukaan Olimpiade Musim Dingin dan berbicara dengan presidennya. Timpalan China Xi Jinping, karena kedua pemimpin tersebut ingin memproyeksikan diri mereka sebagai penyeimbang bagi AS dan sekutunya.
Foto: AP/Alexei Druzhinin/Pool Sputnik Government
Presiden China Xi Jinping, kanan, dan Presiden Rusia Vladimir Putin berbicara satu sama lain selama pertemuan mereka di Beijing, China, Jumat, 4 Februari 2022. Putin pada hari Jumat tiba di Beijing untuk pembukaan Olimpiade Musim Dingin dan berbicara dengan presidennya. Timpalan China Xi Jinping, karena kedua pemimpin tersebut ingin memproyeksikan diri mereka sebagai penyeimbang bagi AS dan sekutunya.

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Presiden China Xi Jinping dan Presiden Rusia Vladimir Putin telah sepakat memperkuat kerja sama dengan ASEAN. Mereka menilai ASEAN merupakan elemen kunci dari arsitektur regional.

“China dan Rusia mendukung peran sentral ASEAN dalam mempromosikan kerja sama di Asia Timur, terus meningkatkan koordinasi dalam isu-isu penguatan kerja sama dengan ASEAN, dan bersama-sama mempromosikan kerja sama di bidang kesehatan masyarakat, pembangunan berkelanjutan, kontraterorisme, serta penanggulangan kejahatan transnasional,” kata Xi dan Putin dalam deklarasi bersama yang dirilis setelah pertemuan bilateral mereka di Bejing, Jumat (4/2/2022), dikutip laman Sputnik.

Baca Juga

Xi dan Putin sepakat untuk terus memperkuat peran dan kerja sama tersebut. “ASEAN sebagai elemen kunci dari arsitektur regional,” kata mereka.

Selain itu, Xi dan Putin turut satu suara menolak intervensi eksternal atas urusan internal negara-negara berdaulat. “Rusia-China menentang tindakan kekuatan eksternal yang merusak keamanan dan stabilitas di wilayah tetangga bersama, serta berniat untuk menolak campur tangan kekuatan eksternal untuk urusan internal negara-negara berdaulat dengan dalih apa pun,” ujar mereka.

Kemudian terkait pandemi, Rusia menentang adanya upaya politisasi terhadap isu kesehatan tersebut. “Rusia menyambut baik kerja sama China dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk menetapkan sumber infeksi virus korona baru serta mendukung laporan China-WHO tentang masalah ini. Para pihak menyerukan komunitas internasional bersama-sama menegakkan pendekatan ilmiah yang serius dalam penelitian tentang asal-usul virus corona,” tulis Kremlin di situs web resminya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement