Ahad 06 Feb 2022 09:45 WIB

Alumnus UMM Asal Australia Robert John Pope Tertarik Sejarah Islam

Islam memiliki interkoneksi hubungan dengan kitab-kitab sebelumnya.

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Yusuf Assidiq
Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) asal Australia, Robert John Pope meraih gelar Doktor Pendidikan Agama Islam dalam acara wisuda ke-102 Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) yang dihelat di Dome UMM, Kota Malang, Jawa Timur pada Selasa (18/1/2022).
Foto: Dok UMM
Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) asal Australia, Robert John Pope meraih gelar Doktor Pendidikan Agama Islam dalam acara wisuda ke-102 Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) yang dihelat di Dome UMM, Kota Malang, Jawa Timur pada Selasa (18/1/2022).

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Mempelajari Islam dan masuk ke dalam komunitasnya adalah hal yang berbeda dengan apa yang ditampilkan oleh media massa. Seringkali keduanya bertolak belakang dan menyebabkan persepsi yang keliru.

Penyataan tersebut diungkapkan oleh Robert John Pope dalam acara UMMTalks yang disiarkan langsung melalui akun resmi YouTube Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), akhir Januari lalu. Robert merupakan salah satu wisudawan doktoral dari Australia di bidang Pendidikan Agama Islam (PAI) yang lulus pada awal tahun ini.

Robert mengaku sudah lama tertarik dengan sejarah Islam. Hal ini dimulai dari kisah yang ada di Alquran terutama yang  berhubungan dengan kitab-kitab sebelumnya. Bahkan ia juga sempat mengambil beberapa pendidikan non-formal, baik secara otodidak maupun yang diajarkan oleh orang lain.

Hingga akhirnya Robert memutuskan untuk mendalami Islam di Kampus Putih UMM. Menurut Robert, Islam memiliki interkoneksi hubungan dengan kitab-kitab sebelumnya. "Hal ini membuat saya makin tertarik dan segera mengambil pendidikan formal untuk memahami bagaimana Islam itu,” katanya.

 

Meski Islam muncul di Timur Tengah, tepatnya di Arab Saudi, Robert akhirnya menjatuhkan pilihan di Indonesia. Salah satu alasan yang ia kemukakan adalah jarak Australia dan Indonesia yang relatif dekat. Kondisi ini memudahkannya untuk melakukan penelitian.

Selama belajar Islam, ia merasakan dan mendapatkan berbagai perspektif baru karena berada di tengah-tengah komunitas Muslim. Berbeda halnya jika belajar dan berada di luar komunitas, maka ia hanya akan mencapai pada tahap asumsi yang dibuat.

Ia menyadari Islam pada kenyataannya sangat beragam. Hal inilah yang tidak disadari oleh dunia Barat. Sejauh yang dia pelajari, kata Robert, Islam tidak monolitik (satu pandangan) melainkan memiliki beragam perspektif dan pandangan dalam beragama.

Interaksi yang dia lakukan dengan komunitas Muslim di Indonesia membuatnya lupa akan perbedaan. "Hingga akhirnya saya juga lupa dengan Islam yang biasanya diberitakan oleh media massa,” ujar Robert.

Pria asal Sydney, Australia ini kembali bercerita selama berkuliah di UMM ia sama sekali tidak merasa dipaksa untuk menutupi pandangannya. Dia justru didorong untuk selalu kritis dan dinamis dalam berpikir.

Sebab itu, muncul pertanyaan-pertanyaan baru yang menjadi sumber diskusi dengan teman-teman lainnya. “UMM senantiasa mendukung dan memfasilitasi dengan baik selama saya belajar di sini,” jelasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement