Senin 07 Feb 2022 18:21 WIB

Delapan Orang di NTT Meninggal Akibat DBD

Masyarakat perlu secara rutin melakukan gerakan 3M.

Ilustrasi seorang anak berusia tiga tahun penderita demam berdarah dengue (DBD) sedang dirawat di salah satu ruangan di RSUD Prof WZ Johanes di Kota Kupang, NTT, Jumat (7/2/2020). Delapan Orang di Kupang Meninggal Akibat DBD
Foto: Antara/Kornelis Kaha
Ilustrasi seorang anak berusia tiga tahun penderita demam berdarah dengue (DBD) sedang dirawat di salah satu ruangan di RSUD Prof WZ Johanes di Kota Kupang, NTT, Jumat (7/2/2020). Delapan Orang di Kupang Meninggal Akibat DBD

REPUBLIKA.CO.ID, KUPANG -- Dinas Kesehatan Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) mencatat sebanyak delapan orang meninggal dunia akibat serangan penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) sejak Januari sampai 6 Februari 2022.

"Jumlah kasus meninggal ini dari total warga yang terserang DBD mencapai 930 kasus," kata Kepala Dinas Kesehatan NTT Messe Ataupah dalam keterangan, Senin (7/2/2022).

Baca Juga

Ia mengatakan hal itu berkaitan dengan perkembangan terkini serangan penyakit DBD di NTT sejak memasuki Januari 2022. Ia mencatat kasus meninggal akibat DBD tersebut tersebar di Kota Kupang Kabupaten Rote Ndao, Ngada, Sikka, Flores Timur, Nagekeo, Sumba Barat Daya, Sumba Tengah, dengan jumlah masing-masing satu orang.

Messe mengatakan telah berupaya melakukan pencegahan DBD sebelum memasuki musim hujan 2021-2022 melalui pendistribusian obat abate dan malathion ke daerah-daerah. Selain itu, dia juga berkoordinasi dengan dinas terkait di 22 kabupaten/kota untuk melakukan pencegahan dan pengendalian.

Namun demikian, pengendalian DBD juga sangat tergantung dari peran serta masyarakat yang harus secara aktif melakukan langkah pencegahan mulai dari lingkungan masing-masing. Masyarakat perlu secara rutin melakukan gerakan 3M, yaitu menguras tempat penampungan air, menutup tempat penampungan air, dan mengubur barang-barang bekas untuk mencegah serangan penyakit akibat gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus. Messe mengatakan sinergitas lintas sektor sangat diperlukan ketika ada warga yang terserang DBD maka langsung dibawa ke fasilitas kesehatan untuk penanganan secara medis.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement