Senin 07 Feb 2022 19:30 WIB

Teladan Ilmu dan Perjuangan Syekh Abdus Samad al-Palimbani (II)

Syekh Abdus Somad al-Palimbani merupakan dai beri perhatian perkembangan umat Islam.

Rep: Muhyiddin/ Red: Agung Sasongko
(Ilustrasi) Syekh Abdus Somad al-Palimbani merupakan dai beri perhatian perkembangan umat Islam.
Foto: pxhere
(Ilustrasi) Syekh Abdus Somad al-Palimbani merupakan dai beri perhatian perkembangan umat Islam.

IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Sejarah mencatat, Syekh Abdus Somad al-Palimbani merupakan dai yang menaruh kepedulian tinggi pada perkembangan sosio-religius umat Islam, khususnya kaum Muslimin Nusantara. Saat itu, masyarakat umumnya merasakan pahitnya masa penjajahan. Untuk itu, sang syekh sering kali mengobarkan semangat mereka untuk tidak takut dalam memberikan perlawanan.

Selain masalah keagamaan di Tanah Air, perhatiannya juga tertuju pada masalah kolonialisme Barat di negeri-negeri Islam. Perhatian dan keprihatinannya ini ia tuangkan dalam kitab berjudul Nasihah al-Muslimin wa Tazkirah al- Mu'minin fi Fada'il al-Jihad fi Sabil Allah wa Karamah al-Mujahidin. Karya itu berarti, `Nasihat bagi Muslimin dan Peringatan bagi Mukminin mengenai Keutamaan Jihad di Jalan Allah.' Kitab itu ditulisnya dalam bahasa Arab pada tahun 1772 M.

Baca Juga

Syekh al-Palimbani menghabiskan sebagian besar hidupnya di Haramain. Di dua tanah suci itu, dirinya menuntut ilmu dan mengajar.Namanya tidak hanya masyhur di tengah komunitas Jawi, yakni para pelajar setempat yang berasal dari Nusantara. Muslimin lokal pun menghormatinya lantaran kedalaman ilmu sang syekh.

Peran pentingnya bukan hanya karena keterlibatannya dalam jaringan ulama. Dalam konteks persebaran tasawuf, dirinya juga turut berperan. Ia termasuk ulama-sufi yang menyebarkan kesadaran jihad umat dalam melawan penjajahan. Bagi para pelajar Jawi, perhatian sang ulama asal Palembang itu pada keadaan Nu santara tak perlu diragukan lagi. Di Haramain, orang-orang mengenalnya sebagai tokoh yang kuat memelihara ikatan dan komitmen batin dengan negeri asal.

 

Selama menuntut ilmu di Haramain, ia menjadi kawan seperguruan Muhammad Arsyad al-Banjari, Abdul Wahhab Bugis, dan Abdurrahman al-Batawi. Seperti al-Palimbani, ketiga kawannya ini juga merupakan ulama yang berasal dari Nusantara. Semuanya berperan penting dalam penyebaran Islam di wilayah Indonesia dalam kurun pascaabad ke-17.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement