Selasa 08 Feb 2022 08:43 WIB

Tokoh Gerakan Islam Syekh Raed Akhirnya Bisa Sholat di Al Aqsha

Syekkh Raed Salah terhalang sholat di Masjid Al Aqsa selama 15 tahun

Rep: Mabruroh/ Red: Nashih Nashrullah
Ilustrasi sholat di Masjid Al Aqsa. Syekkh Raed Salah terhalang sholat di Masjid Al Aqsa selama 15 tahun
Foto: AP/Mahmoud Illean
Ilustrasi sholat di Masjid Al Aqsa. Syekkh Raed Salah terhalang sholat di Masjid Al Aqsa selama 15 tahun

REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM — Pemimpin Gerakan Islam di Israel Sheikh Raed Salah telah dibebaskan pada 2021 lalu. Sheikh Raed Salah juga dapat kembali mengunjungi Masjid Al Aqsa setelah 15 tahun di usir oleh Israel. 

Sheikh Raed Salah telah memasuki Masjid Al Aqsa Yerusalem untuk pertama kalinya dalam 15 tahun pada Ahad lalu, mengakhiri ketidakhadiran lama dari situs suci Muslim yang dipaksa oleh pengusiran dan pemenjaraan Israel. 

Baca Juga

"Setelah lebih dari 15 tahun diusir secara paksa, Sheikh Raed Salah sekarang dapat memasuki Masjid Al Aqsa ," kata pengacara Salah, Khaled Zabarka di Facebook dan dilansir dari Alaraby, Senin (7/2). 

Kunjungan Salah ke tempat suci, yang telah lama menjadi pusat ketegangan antara Palestina, pasukan dan pemukim Israel, ditunda untuk sementara waktu ketika polisi Israel menghentikannya di Gerbang Singa Yerusalem. Kabar ini disampaikan Anadolu mengutip saksi mata.  

Jemaah meneriakkan slogan-slogan perayaan dan berkumpul untuk menyambut Salah (65) dibebaskan pada Desember setelah dipenjara di Megiddo Israel karena diduga "menghasut terorisme terhadap pemerintah Israel".  

Ulama itu menjalani hukuman 11 bulan penjara, setengahnya dihabiskan di sel isolasi, sebelum dia dipindahkan ke tahanan rumah. 

Setelah dua tahun di bawah tahanan rumah, pada Agustus 2020, Salah memulai hukuman penjara 17 bulan atas tuduhan penghasutan. 

Sebagai pembela hak-hak Palestina yang gigih, Salah telah melakukan beberapa protes terhadap kebijakan Israel dan berkampanye menentang perluasan pemukiman Israel di wilayah pendudukan. 

Sejak 2015, Israel telah melarang Salah bepergian ke luar negeri karena masalah "keamanan nasional". Gerakan Islam di Israel, yang didirikan Salah pada 1971, dilarang oleh otoritas Israel pada 2015.  

Salah telah berulang kali ditahan sejak itu dan pihak berwenang Israel telah menutup lusinan organisasi, termasuk beberapa badan amal, atas dugaan hubungan dengan kelompoknya.

 

Sumber: alaraby  

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement