Jumat 11 Feb 2022 01:01 WIB

Gejala Omicron Cenderung Lebih Ringan, Mungkinkah Penyintas Kena Long Covid?

Secara umum, sepertiga penyintas Covid-19 diperkirakan mengalami long Covid.

Rep: Umi Nur Fadhilah/ Red: Reiny Dwinanda
Ilustrasi Covid-19 varian omicron. Penelitian menunjukkan long Covid dapat terjadi bahkan setelah infeksi ringan.
Foto: Pixabay
Ilustrasi Covid-19 varian omicron. Penelitian menunjukkan long Covid dapat terjadi bahkan setelah infeksi ringan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Infeksi varian omicron cenderung membuat orang tak bergejala atau bergejala ringan Covid-19. Mungkinkah mereka yang terinfeksi omicron kelak mengalami long Covid?

Sejauh ini, masih terlalu dini untuk mengetahuinya dengan pasti. Akan tetapi, banyak dokter meyakini bahwa ada kemungkinan efek jangka panjang dari infeksi SARS-CoV-2 varian omicron.

Baca Juga

Long Covid biasanya didiagnosis beberapa pekan setelah infeksi SARS-CoV-2. Perwakilan dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Maria Van Kerkhove, mengatakan bahwa setiap efek jangka panjang biasanya muncul sekitar 90 hari setelah gejala infeksi awal hilang.

Secara umum, lebih dari sepertiga penyintas Covid-19 diperkirakan mengalami beberapa gejala yang berkepanjangan. Gejalanya termasuk kelelahan, kabut otak (brain fog), sesak napas, kecemasan, dan masalah lainnya.

Penyakit yang berkepanjangan lebih mungkin terjadi jika Anda dirawat di rumah sakit karena Covid-19. Namun, penelitian menunjukkan long Covid dapat terjadi bahkan setelah infeksi ringan.

Omicron memulai lonjakan di seluruh dunia pada akhir tahun lalu. Varian baru SARS-CoV-2 ini umumnya menyebabkan penyakit yang lebih ringan daripada varian delta. Meski begitu, pasien Covid-19 masih membanjiri rumah sakit.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement