Jumat 11 Feb 2022 13:43 WIB

Kementerian BUMN Ingin Indonesia Jadi Dapur Halal Global

Hal tersebut bisa dimulai dengan membangun ekosistem kuliner halal.

Rep: ANTARA/ Red: Fuji Pratiwi
Logo halal Majelis Ulama Indonesia (MUI) terpampang dipintu masuk salah satu restoran di Jakarta. Indonesia melalui sektor kuliner halalnya diharapkan dapat menjadi Dapur Halal Global.
Foto: Republika/Edwin Dwi Putranto
Logo halal Majelis Ulama Indonesia (MUI) terpampang dipintu masuk salah satu restoran di Jakarta. Indonesia melalui sektor kuliner halalnya diharapkan dapat menjadi Dapur Halal Global.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Menteri BUMN I Pahala Nugraha Mansury ingin Indonesia melalui sektor kuliner halalnya dapat menjadi Dapur Halal Global atau The World Halal Kitchens.

Pahala mengatakan, Thailand sampai dengan saat ini bahkan mengklaim visi sebagai The World Halal Kitchens atau Dapur Halal Global dengan proyek kawasan industri halal. Misalnya yang dilakukan di Songkla dan kota-kota kawasan wisata utama lainnya seperti Phuket dan Chiang Mai.

Baca Juga

Indonesia, kata Pahala, tentunya jangan sampai kalah dengan apa yang sudah dilakukan oleh Thailand. Sebab Indonesia merupakan negara dengan populasi Muslim terbesar di dunia. "Itu menjadi tantangan tersendiri bagi Indonesia bagaimana kita nantinya bisa mencanangkan visi juga sebagai The World Halal Kitchens atau Dapur Halal Global," ujar Pahala dalam seminar daring di Jakarta, Jumat (11/2/2022).

Menurut Pahala, hal tersebut bisa dimulai dengan membangun ekosistem kuliner halal yang berada di Kampung Batik Kauman Solo, Jawa Tengah. Tentunya hal ini diharapkan bisa dikembangkan di wilayah-wilayah lainnya sehingga nantinya kawasan industri halal yang berada di Surakarta tersebut secara keseluruhan bisa menjadi salah satu model untuk kota wisata halal di dunia.

 

Seperti diketahui bahwa ekonomi syariah merupakan sebuah peluang yang bernilai multi triliunan dolar AS, bukan hanya di Indonesia tetapi juga secara global. Belanja umat Muslim di dunia bisa mencapai hingga 1,9 triliun dolar AS dan kurang lebih sekitar 60 persennya merupakan sektor makanan dan minuman halal. Di samping itu, sektor makanan dan minuman juga merupakan salah satu yang sangat besar di Indonesia dimana 36,4 persen dari PDB Indonesia dikontribusikan oleh sektor makanan dan minuman.

Pahala melihat hal ini merupakan potensi yang harus dikembangkan. Terutama dimulai dari kawasan kuliner halal di Kauman, Solo, Jawa Tengah yang diharapkan juga bisa dikembangkan ke wilayah-wilayah lainnya. Pengembangan kawasan halal makanan dan minuman di Kauman Solo, diharapkan bisa menjadi salah satu model untuk bisa diimplementasikan di kawasan-kawasan lainnya. "Ada sekitar 5.300 makanan asli Indonesia yang kita harapkan bisa dikembangkan menjadi kuliner halal yang bukan hanya bisa dijual di Indonesia, melainkan juga diharapkan bisa diekspor ke negara-negara lainnya," kata Pahala.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement