Selasa 15 Feb 2022 00:13 WIB

Pangeran MBS Telepon Jokowi, Ini yang Dibicarakan

Pangeran MBS dan Jokowi membicarakan kembali hubungan bilateral kedua negara

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Gita Amanda
Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman bin Abdulaziz (MBS), yang menjabat sebagai Wakil Perdana Menteri dan Menteri Pertahanan Arab Saudi, melakukan panggilan telepon kepada Presiden Indonesia Joko Widod (Jokowi). (ilustrasi).
Foto: AP Photo/Jacquelyn Martin
Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman bin Abdulaziz (MBS), yang menjabat sebagai Wakil Perdana Menteri dan Menteri Pertahanan Arab Saudi, melakukan panggilan telepon kepada Presiden Indonesia Joko Widod (Jokowi). (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH -- Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman bin Abdulaziz (MBS), yang menjabat sebagai wakil perdana menteri dan menteri pertahanan Arab Saudi, melakukan panggilan telepon kepada Presiden Indonesia Joko Widodo (Jokowi).

Dalam laporan Saudi Press Agency yang dikutip Asharq al-Awsat, Pangeran MBS dan Jokowi membicarakan kembali hubungan bilateral di antara kedua negara. Dalam percakapan telepon itu, juga dibahas mengenai peningkatan kerja sama antara Indonesia dan Saudi.

Baca Juga

Pembahasan tersebut meliputi berbagai langkah untuk melakukan peningkatan kerja sama di banyak bidang antara Saudi dan Indonesia. Sebagaimana diketahui bahwa pada Maret 2020 lalu, Indonesia melalui Menteri Keuangan RI Sri Mulyani Indrawati menghadiri pertemuan G20 di Riyadh, Arab Saudi.

Ada beberapa sektor yang perlu diperkuat dalam kerja sama bilateral antara Indonesia dan Saudi menurut Menteri Sri Mulyani. Pertama, seperti dilansir Kementerian Keuangan, adalah sektor pariwisata yang merupakan sektor potensial.

Saat ini wisatawan asal Indonesia ada dalam skema ibadah umroh terbesar di Arab Saudi karena kuota haji yang terbatas dan masa tunggu haji yang panjang. Sektor kedua yang diusulkan Menteri Sri Mulyani adalah investasi. Investasi Arab Saudi bisa disalurkan melalui Sovereign Wealth Fund (SWF).

SWF saat ini sedang dibentuk Indonesia untuk memberikan pembiayaan pembangunan ibu kota baru dan Aceh. Saudi melalui menteri keuangannya juga menyepakati sektor-sektor potensial yang bisa dikembangkan. Saat ini Islamic Development Bank (IsDB) sedang dalam proses peningkatan modal umum.

Di sisi lain, Indonesia berkepentingan untuk meningkatkan kepemilikan modal di IsDB dan menempatkan Direktur Eksekutif tetap di IsDB. Penguatan peran Indonesia dalam IsDB tidak hanya untuk kepentingan Indonesia tetapi juga sebagai langkah strategis untuk memperkuat kerja sama IsDB dengan negara-negara Asia bahkan antara negara-negara Timur Tengah dan Asia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement