Rabu 16 Feb 2022 19:30 WIB

Ath-Thabari, Hidup dan Karyanya (II-Habis)

Semasa hidupnya, ath-Thabari dikenal sebagai seorang yang haus akan ilmu pengetahuan.

Ilustrasi. Semasa hidupnya, ath-Thabari dikenal sebagai seorang yang haus akan ilmu pengetahuan.
Foto: MgIt03
Ilustrasi. Semasa hidupnya, ath-Thabari dikenal sebagai seorang yang haus akan ilmu pengetahuan.

IHRAM.CO.ID, Semasa hidupnya, ath-Thabari dikenal sebagai seorang yang haus akan ilmu pengetahuan. Ia memang memilih membujang hingga akhir hayatnya. Karena itu, ia memiliki kesempatan yang sangat luas untuk mencari ilmu. Ia berkeliling negerinegeri Islam untuk mencari ilmu. Sendirian tanpa seorang pun teman-hidup menyertainya. Wajar kiranya apabila dirinya sanggup menguasai berbagai disiplin ilmu. Tidak hanya tafsir Alquran, tetapi juga fikih, sejarah, hadis, bahasa, dan sastra.

Mengenai kecintaannya terhadap ilmu pengetahuan, ath-Thabari berkata, Dahulu ayahku dalam tidurnya melihat Rasulullah SAW dan diriku membawa sekeranjang batu sedang bersama beliau. Dalam tidurnya, ayahku seolah-olah melihatku sedang melempar batu di hadapan Rasulullah SAW.

Baca Juga

Lantas, bapaknya mendatangi seorang ahli takwil mimpi. Penafsir mimpi itu berkata kepada sang ayah, Sesungguhnya anak ini (ath-Thabari) ke lak jika dewasa akan memelihara syariatnya. Dari mimpi itulah akhirnya ath-Thabari sejak muda disokong untuk mencari ilmu. Padahal, waktu itu dirinya baru menginjak usia kanakkanak.

Semangatnya untuk terus belajar menjadikannya tidak kenal kata lelah. Dalam arti, jarak dan kekurangan bekal bukanlah penghalang. Terlebih lagi, Allah SWT menganugerahkan kepada nya kemampuan kognitif di atas rata-rata. Berkata ath-Thabari mengenai masa kecilnya, Aku sudah hafal Alquran ketika umurku tujuh tahun, dan shalat memimpin (menjadi imam bagi) orang ba nyak ketika berumur delapan tahun, dan kemudian mulai mencatat hadis ketika usiaku sembilan tahun.

Hal lain yang menunjukkan kepandaiannya adalah cerita tentang bagaimana tokoh tersebut dapat menguasai ilmu syair Arab ('arudh) hanya dalam tempo satu malam. Ath-Thabari menuturkan, Tatkala aku tiba di Mesir, tidak tersisa se orang ahli ilmu pun kecuali mereka menemuiku un tuk mengujikan apa yang telah dikuasainya. Pada suatu hari, datang kepadaku seorang lelaki bertanya tentang sebagian tertentu dari ilmu 'arudh yang aku sendiri belum mengetahui tentang ilmu itu.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement