Kamis 17 Feb 2022 21:18 WIB

Benarkah Umar bin Khattab Cambuk Anaknya Sampai Meninggal Dunia? 

Tak ada riwayat kuat terkait dengan kisah Umar bin Khattab cambuk anaknya

Rep: Hasanul Rizqa/ Red: Nashih Nashrullah
(ilustrasi) Khalifah Umar bin bin Khattab . Tak ada riwayat kuat terkait dengan kisah Umar bin Khattab cambuk anaknya
Foto: tangkapan layar wikipedia
(ilustrasi) Khalifah Umar bin bin Khattab . Tak ada riwayat kuat terkait dengan kisah Umar bin Khattab cambuk anaknya

REPUBLIKA.CO.ID, —Seperti dinarasikan Fuad Abdurrahman dalam The Great of Two Umars, khalifah kedua tersebut memiliki seorang putra bernama Abdurrahman. ibnu Umar itu tertangkap basah sedang menenggak minuman keras bersama dengan kawannya di Mesir, bahkan sampai mereka mabuk. 

Amr bin Ash yang mengetahui kasus itu segera memerintahkan aparatnya untuk menangkap mereka. Gubernur Mesir tersebut menghukum cambuk Abdurrahman, tapi tidak di depan umum, melainkan di dalam rumahnya sendiri. 

Baca Juga

Tentu saja hal itu supaya orang-orang tidak banyak yang menyadari bahwa anak seorang khalifah telah berbuat dosa. Bagaimanapun, kabar kasus ini sampai juga di Madinah. 

Umar bin Khattab segera mengirim surat kepada Amr bin Ash. Isinya bernada amarah besar dan instruksi agar bawahannya itu segera memulangkan Abdurrahman kepadanya. 

 

Tidak hanya itu, anaknya itu juga diharuskan membungkuk sepanjang perjalanan dari Mesir ke Madinah. Walaupun sudah diberi tahu Amr bahwa Abdurrahman telah dicambuk, Umar tidak peduli. 

Maka sampailah Abdurrahman di Madinah. Di lapangan umum, tempat eksekusi akan dijalankan, sahabat lainnya, Abdurrahman bin Auf meminta kepada Umar agar mempertimbangkan ulang keputusannya. 

“Wahai Amirul Mukminin, Abdurrahman telah menerima hukuman di Mesir. Apa perlu diulang lagi?” katanya. Yang ditanya tidak menjawab. Khalifah lantas memerintahkan kepada algojo untuk melaksanakan hukuman cambuk atas Abdurrahman. 

Malahan, sesudah algojo melakukannya, Umar melanjutkan eksekusi tersebut atas anaknya sendiri. “Kebinasaan orang-orang sebelum kalian adalah karena tidak mau menindak tegas kalangan terhormat yang mencuri, tetapi langsung menghukum orang lemah,” seru Umar berkali-kali sambil tangannya tetap mencambuk keras tubuh putranya. 

Abdurrahman tampak sangat kesakitan dan meraung-raung, meminta belas kasihan ayahnya itu. Bahkan, dikatakannya dengan nada memelas, “Rupanya ayah ingin membunuh saya.” Umar tidak peduli, diteruskannya hukuman cambuk itu. 

Ketika sudah tampak tanda-tanda Abdurrahman akan sakaratul maut, sang khalifah justru berkata tegas, “Kalau kau bertemu dengan Rasulullah SAW, sampaikan kepadanya bahwa ayahmu telah melaksanakan hukum.” 

Baca juga: Mualaf Edy, Takluknya Sang Misionaris di Hadapan Surat Al Ikhlas

 

Akhirnya, anaknya itu meninggal dunia, tetapi kasus tidak berhenti sampai di sana. Umar lalu memerintahkan jajarannya untuk mengusut siapa saja yang menjual dan mengedarkan minuman keras kepada Abdurrahman, kawan-kawan anaknya itu, dan kaum Muslimin Mesir pada umumnya. Hukuman tegas dijatuhkan kepada mereka yang terlibat. 

Riwayat ini dan sejumlah kisah yang terkait diragukan para ulama. Ibnu Abd Al Barr, dalam kitabnya Al-Istidzkar, menukilkan pernyataan Abdullah bin Umar sebagai berikut: 

 فزعم الناس أنه مات من ضرب عمر ولم يمت من ضربه

“Orang-orang mengira Abdurrahman bin Umar meninggal karena pukulan/ cambukan umar, padahal dia (Abdurrahman) tidak meninggal karena cambukannya.” 

Abu Umar bahkan menegaskan riwayat yang menyatakan demikian adalah terputus atau munqathi’. Tidak ada riwayat yang menguatkan informasi tersebut.”       

sumber : Harian Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement