Jumat 18 Feb 2022 11:31 WIB

Kapasitas Tempat Tidur RS Nyaris Penuh, Hong Kong Kewalahan

Kapasitas ranjang rumah sakit Hong Kong sudah terisi 90 persen.

Rep: Lintar Satria/ Red: Friska Yolandha
Pasien berbaring di ranjang rumah sakit saat mereka menunggu di ruang tunggu sementara di luar Caritas Medical Center di Hong Kong Rabu, 16 Februari 2022. Ada bukti nyata bahwa rumah sakit Hong Kong kewalahan oleh lonjakan COVID terbaru, dengan pasien menggunakan tandu dan di tenda-tenda yang terlihat oleh petugas medis pada hari Rabu di luar rumah sakit Caritas.
Foto: AP/Vincent Yu
Pasien berbaring di ranjang rumah sakit saat mereka menunggu di ruang tunggu sementara di luar Caritas Medical Center di Hong Kong Rabu, 16 Februari 2022. Ada bukti nyata bahwa rumah sakit Hong Kong kewalahan oleh lonjakan COVID terbaru, dengan pasien menggunakan tandu dan di tenda-tenda yang terlihat oleh petugas medis pada hari Rabu di luar rumah sakit Caritas.

REPUBLIKA.CO.ID, HONG KONG -- Kapasitas ranjang rumah sakit Hong Kong sudah terisi 90 persen. Pihak berwenang mengatakan fasilitas karantina kota itu juga sudah sampai batasnya. Hong Kong kesulitan menahan lonjakan kasus infeksi Covid-19 yang terus mencetak rekor baru.

Pemerintah Hong Kong mengatakan demi meringankan beban pada sistem kesehatan, mereka akan mengambil pendekatan yang berbeda pada kebijakan isolasi dan rawat inap. Pemerintah kota akan mengizinkan sejumlah pasien untuk keluar dari rumah sakit atau isolasi lebih cepat.

Baca Juga

Langkah ini diambil setelah muncul laporan rumah sakit di pemukiman kelas pekerja di Sham Shui Po terpaksa merawat pasien mereka di tenda karena isi rumah sakit sudah penuh. Pada Kamis (17/2/2022) kemarin Hong Kong melaporkan 6.116 kasus infeksi baru. Semua warga kota yang terinfeksi Covid-19 harus masuk rumah sakit atau fasilitas isolasi.  

Dengan pendekatan baru warga yang terinfeksi tapi hanya mengalami gejala ringan diizinkan keluar dari rumah sakit atau fasilitas isolasi pemerintah setelah tujuh hari bila hasil tes mereka negatif dan tidak tinggal dengan kelompok risiko tinggi. Seperti orang lanjut usia, perempuan hamil dan orang dengan imunosupresi atau masalah kekebalan tubuh.

Pejabat kesehatan Hong Kong mengatakan warga yang tidak masuk kriteria ini harus menjalani masa isolasi selama 14 hari atau hasil tes Covid-19 mereka negatif. Pakar kesehatan dari Cina Daratan sudah tiba di Hong Kong untuk membantu kotaitu meningkatkan kapabilitas tes, sumber daya dan fasilitas medis.

Pemimpin Kota Carrie Lam menyambut mereka di perbatasan antara Hong Kong dan Kota Shenzhen. "Memerangi pandemi merupakan tugas terpenting kami," kata Lam, Jumat (18/2/2022).

"Kami akan menggunakan setiap sumber daya dan tenaga yang kami miliki, kami akan menerapkan setiap langkah yang diperlukan, tujuannya adalah untuk memastikan nyawa dan kesehatan warga Hong Kong terlindungi dan menegakkan stabilitas Hong Kong," tambahnya.

Pihak berwenang melaporkan 24 kasus kematian terkait virus korona dalam satu pekan terakhir. Kota itu sudah mencatat sekitar 16.600 kasus infeksi dan 219 kasus kematian akibat Covid-19.

"Dalam beberapa hari terakhir kami memiliki banyak kasus darurat di mana kami harus mengakomodasi pasien di tenda-tenda," kat kepala Cabang Penyakit Menular Hong Kong Chuang Shuk-kwan dalam konferensi pers rutin Kamis kemarin.

"Karena situasi ini staf medis kami sangat tidak senang, kami khawatir dengan perawatan pasien kami," tambahnya.

Otoritas Rumah Sakit Hong Kong sudah meminta bantuan tenaga medis profesional dari rumah sakit swasta untuk membantu mengobati pasien di fasilitas karantina. Sara Ho dari Otoritas Rumah Sakit Hong Kong mengatakan rumah sakit pemerintah mengalami situasi krisis.

"Bila banyak pasien menunggu di pintu depan dan bila terus berlanjut, maka tidak peduli seberapa keras petugas medis kami bekerja sepanjang waktu, tidak ada cara untuk mengatasi masalah ini hanya dengan mengandalkan usaha kami sendiri," katanya.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement