Sabtu 19 Feb 2022 10:51 WIB

Polisi Israel Bubarkan Pengunjuk Rasa Palestina di Sheikh Jarrah

Demonstran mendukung warga Palestina yang menghadapi penggusuran di Sheikh Jarrah

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Esthi Maharani
Kepolisian Israel menghancurkan rumah milik sebuah keluarga Palestina di lingkungan Sheikh Jarrah, Yerusalem Timur, Rabu (19/1/2022) pagi waktu setempat.
Foto: AP Photo/Mahmoud Illean
Kepolisian Israel menghancurkan rumah milik sebuah keluarga Palestina di lingkungan Sheikh Jarrah, Yerusalem Timur, Rabu (19/1/2022) pagi waktu setempat.

REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM --  Polisi Israel  membubarkan pengunjuk rasa Palestina di lingkungan Sheikh Jarrah di wilayah pendudukan Yerusalem Timur. Para demonstran berdatangan untuk mendukung warga Palestina yang menghadapi penggusuran oleh pemukim Yahudi.

Bentrokan pada Jumat (18/2/2022) terjadi bersamaan dengan protes di tempat lain wilayah pendudukan di Tepi Barat. Di Yerusalem, pria Palestina meletakkan karpet di jalanan dan melaksanakan sholat. Kemudian para aktivis yang berjumlah ratusan ikut bergabung dengan mereka untuk memprotes penggusuran warga Palestina di Sheikh Jarrah.

Baca Juga

Polisi perbatasan Israel menerobos para pengunjuk rasa dengan menunggang kuda, setelah para aktivis menolak untuk membuka jalan. Polisi menggambarkan insiden itu sebagai kerusuhan. Polisi mengatakan, para demonstran tidak mendengarkan instruksi polisi. Seorang pengunjuk rasa, Abdallah Grifat (30 tahun) telah melakukan perjalanan dari Nazareth di Israel utara untuk menunjukkan dukungannya kepada sesama warga Palestina dalam aksi protes.

“Adalah tugas saya sebagai orang Palestina untuk berdiri di sini bersama setiap orang Palestina lainnya yang berjuang untuk tanah mereka. Kami berdiri untuk keadilan," ujar Grifat, dilansir Aljazirah, Sabtu (19/2).

 

Juru bicara Presiden Palestina Mahmoud Abbas, Nabil Abu Rudeineh,

mengutuk serangan terhadap warga Palestina di Sheikh Jarrah. Menurutnya pemerintah Israel bertanggung jawab atas eskalasi tersebut.

“Serangan Israel ini merupakan kelanjutan dari serangkaian kejahatan yang sedang berlangsung, yang dilakukan di semua wilayah pendudukan Palestina terhadap rakyat Palestina oleh tentara pendudukan atau oleh pemukim,” kata Rudeineh.

Rudeineh mengatakan, serangan ini tidak akan menghalangi rakyat Palestina untuk mendirikan negara Palestina merdeka dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya. Warga Palestina juga menghadapi pasukan Israel di Hebron, Tepi Barat selatan, dan di Beita Tepi Barat utara.

Di Beita, penduduk Palestina menggunakan ketapel untuk melemparkan batu ke pasukan Israel. Sementara pasukan Israel merespons dengan kekuatan keras. Wafa melaporkan 23 warga Palestina terluka. Sementara seorang fotografer AFP terluka oleh peluru berlapis karet yang ditembakkan oleh pasukan Israel.

Ketegangan yang meletus di Sheikh Jarrah tahun lalu, merupakan salah satu pemicu serangan Israel selama 11 hari di Jalur Gaza pada Mei. Sheikh Jarrah telah muncul sebagai simbol perlawanan Palestina terhadap kontrol Israel atas Yerusalem Timur.

 

Israel merebut Yerusalem Timur dari Yordania dalam Perang Enam Hari pada 1967 dan kemudian mencaploknya. Langkah ini tidak diakui oleh sebagian besar komunitas internasional.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement