Ahad 20 Feb 2022 08:25 WIB

Bank Dunia Cairkan 350 Juta Dolar AS untuk Dukung Ukraina

Pencairan dana dilakukan untuk pendanaan jangka panjang dan pendek.

Rep: Dwina agustin/ Red: Friska Yolandha
 Wanita memegang bendera Ukraina saat mereka berkumpul untuk merayakan Hari Persatuan di Odessa, Ukraina, Rabu, 16 Februari 2022. Grup Bank Dunia mengatakan pada Sabtu (19/2), menyiapkan pencairan 350 juta dolar AS ke Ukraina sebagai bagian dari rencana pendanaan jangka pendek dan panjang.
Foto: AP/Emilio Morenatti
Wanita memegang bendera Ukraina saat mereka berkumpul untuk merayakan Hari Persatuan di Odessa, Ukraina, Rabu, 16 Februari 2022. Grup Bank Dunia mengatakan pada Sabtu (19/2), menyiapkan pencairan 350 juta dolar AS ke Ukraina sebagai bagian dari rencana pendanaan jangka pendek dan panjang.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Grup Bank Dunia mengatakan pada Sabtu (19/2), menyiapkan pencairan 350 juta dolar AS ke Ukraina sebagai bagian dari rencana pendanaan jangka pendek dan panjang. Pencairan ini akan dipertimbangkan oleh dewan grup pada akhir Maret.

Presiden Bank Dunia David Malpass melakukan pertemuan dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy pada Sabtu. Dia mengatakan kelompok itu akan terus mendukung rakyat dan ekonomi Ukraina untuk kebutuhan pembiayaan jangka pendek dan jangka panjang, kata kelompok itu dalam sebuah pernyataan.

Baca Juga

Dana awal dari Bank Dunia akan diikuti oleh dukungan anggaran lebih lanjut dan lebih banyak reformasi, termasuk di bidang energi dan iklim. Malpass dan Zelenskiy juga membahas proyek-proyek untuk Ukraina, termasuk efisiensi energi, infrastruktur, kereta api, dan penguatan ekonomi dan peluang kerja di Ukraina timur.

Pada awal pekan lalu, Bank Dunia dan Dana Moneter Internasional mengatakan mereka telah memindahkan sementara beberapa staf dari Ukraina di tengah meningkatnya kekhawatiran tentang potensi invasi Rusia. Namun, meski kekhawatiran itu, pinjaman dan dukungan mereka untuk negara terus berlanjut.

Selama setahun terakhir, Bank Dunia telah menangguhkan operasi dengan beberapa negara di mana kudeta dilakukan, termasuk Myanmar dan Sudan. Sedangkan Ukraina sedang menghadapi kemungkinan invasi yang dilakukan Rusia. 

 

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement