Rabu 23 Feb 2022 15:18 WIB

Konsumsi Sayur Bisa Turunkan Risiko Sakit Jantung Belum Terbukti?

Menurut studi, konsumsi sayur tidak menurunkan sakit jantung.

Rep: Adysha Citra Ramadani/ Red: Nora Azizah
Menurut studi, konsumsi sayur tidak menurunkan sakit jantung.
Foto: Republika/Prayogi
Menurut studi, konsumsi sayur tidak menurunkan sakit jantung.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sayur merupakan salah satu bagian terpenting dalam pola makan yang seimbang. Konsumsi sayur juga diketahui dapat membantu mencegah berbagai macam penyakit. Akan tetapi, penyakit kardiovaskular mungkin bukan salah satunya.

Sekilas, mungkin terlihat masuk akal bila konsumsi sayur disebut dapat menurunkan risiko penyakit kardiovaskular. Terlebih, kandungan karotenoid dan alfa tokoferol yang baik bagi kesehatan kardiovaskular bisa ditemukan dalam sayuran.

Baca Juga

Akan tetapi, bukti mengenai manfaat konsumsi sayuran terhadap penurunan risiko penyakit jantung ternyata masih tidak konsisten. Hal ini pula yang ditemukan dalam sebuah studi yang dilakukan oleh Nuffield Department of Population Health di University of Oxford, Chinese University of Hong Kong, dan University of Bristol.

Menurut studi yang dimuat dalam Frontiers in Nutrition ini, konsumsi sayuran matang atau mentah tidak mempengaruhi risiko penyakit jantung. Di samping itu, studi juga menemukan bahwa hasil positif palsu yang ditemukan dalam studi terdahulu mengenai manfaat sayuran terhadap kesehatan kardiovaskular kemungkinan dipengaruhi oleh faktor pembaur.

 

"Di sini kami menggunakan sampel dari Biobank UK yang besar, mencakup pemantauan jangka panjang, dan informasi rinci mengenai faktor sosial dan gaya hidup, untuk melakukan penilaian terhadap hubungan asupan sayur dengan risiko penyakit kardiovaskular," jelas peneliti dan kepala ilmuwan Biobank UK Prof Naomi Allen, seperti dilansir Eurasia Review, Rabu (23/2/2022).

Data yang digunakan dalam studi ini melibatkan 399.586 partisipan di mana 4,5 persennya terkena penyakit kardiovaskular. Para partisipan telah memberikan informasi mengenai rata-rata sayur masak dan mentah yang mereka konsumsi setiap hari.

Jumlah rata-rata konsumsi harian sayuran total adalah 5 sendok makan penuh per orang. Sedangkan rata-rata konsumsi harian sayur mentah dan sayur matang adalah 2,3 dan 2,8 sendok makan penuh per orang.

Peneliti lalu mendapati bahwa risiko kematian akibat penyakit kardiovaskular tampak 15 persen lebih rendah pada orang yang asupan sayurnya paling tinggi dibandingkan orang yang asupan sayurnya paling rendah. Akan tetapi, penurunan risiko tersebut jadi melemah ketika faktor lain seperti sosioekonomi, nutrisi, hingga kesehatan para partisipan ikut dipertimbangkan.

"Studi besar kami tidak menemukan bukti mengenai efek perlindungan dari asupan sayuran terhadap kejadian penyakit kardiovaskular," ungkap peneliti Dr Qi Feng dari Nuffield Department of Population Health, University of Oxford.

Sebaliknya, Dr Feng mengatakan, tim penelitinya justru menemukan bahwa efek perlindungan sayuran terhadap risiko penyakit kardiovaskular yang ditemukan kemungkinan dipengaruhi oleh bias dari faktor-faktor lain, yang berkaitan dengan perbedaan kondisi sosioekonomi dan gaya hidup.

Dr Feng mengungkapkan bahwa penelitian lebih lanjut perlu dilakukan. Salah satunya untuk memahami apakah jenis sayuran tertentu atau cara penyajian sayuran bisa mempengaruhi risiko penyakit kardiovaskular.

Peneliti Dr Ben Lacey dari University of Oxford menilai temuan dalam studi ini tak hanya penting namun memiliki implikasi terhadap pemahaman mengenai dampak pola makan terhadap penyakit kardiovaskular. Terlepas dari temuan dalam studi ini, Dr Lacey mengungkapkan bahwa pola makan yang sehat dan seimbang serta menjaga berat badan masih menjadi bagian penting dalam menjaga kesehatan tubuh dan menurunkan risiko penyakit, seperti sebagian jenis kanker.

"Sangat dianjurkan untuk mengonsumsi setidaknya lima porsi buah dan sayur yang beragam setiap hari," ujar Dr Lacey. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement