Rabu 23 Feb 2022 15:53 WIB

Peneliti BRIN: Sampah Plastik Dominasi Hutan Bakau Teluk Ambon

Pesisir pantai Teluk Ambon masih dominasi sampah plastik seperti bekas minuman gelas.

Nelayan bekerja di pantai yang tertutup sampah plastik, di sebuah desa nelayan  (ilustrasi)
Foto: EPA-EFE/MADE NAGI
Nelayan bekerja di pantai yang tertutup sampah plastik, di sebuah desa nelayan (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, AMBON -- Peneliti pencemaran laut, Pusat Riset Laut Dalam Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Maluku, Corry Manulang menyatakan, sampah plastik masih mendominasi hutan mangrovedi Teluk Ambon. "Penelitian di pesisir pantai Teluk Ambon masih dominasi sampah plastik seperti bekas minuman gelas, dan jenis sampah baru yakni sampah medis berupa masker," katanya di Ambon, Rabu (23/2/2022).

Ia mengatakan, penelitian di tahun 2021 dilakukan di enam titik lokasi yakni Tawiri, PLN Poka, Waiheru, Nania, Passo dan Suli. Dari enam titik penelitian, lokasi PLN Poka cukup memprihatinkan karena sampah plastik memenuhi lokasi hutan mangrove. "Kira-kira di satu baris utama tanaman mangrove semuanya terdapat sampah plastik, padahal lokasi tersebut sebelum pandemi sangat bersih, tetapi sekarang semuanya dipenuhi sampah plastik dan itu mengerikan sekali," katanya.

Baca Juga

Analisis penelitian sampah di Teluk Ambon, katanya dipengaruhi oleh adanya aktivitas antropogenik (pencemaran) lingkungan dan tujuannya untuk mendorong pelestarian perairan darat. "Aktivitas di Teluk Ambon banyak dipengaruhi aktivitas darat dan itu yang kita temukan di laut, dan apa yang kita temukan di kios itu juga ditemukan di laut," katanya.

Jadi signifikan antara kegiatan di darat dengan apa yang ditemukan di pantai itu sangat erat kaitannya. Ia mengakui, dari segi analisis fisik arus laut kawasan Poka dan Rumah Tiga menjadi daerah penampung. Artinya, jika kawasan tersebut tidak sering dibersihkan, arus laut yang kuat akan membawa sampah dan tertampung.

"Masyarakat di kawasan tersebut memang tidak membuang sampah di situ, tetapi karena arus laut maka sampah dari berbagai tempat akan masuk sehingga harus sering dilakukan pembersihan," katanya. Sedangkan lima lokasi lainnya tidak terjadi peningkatan, sehingga harus tetap dijaga kelestarian dan kebersihannya.

 

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement