Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Muhammad Rizal

Lika-liku Sampah Plastik di Arus Perairan Indonesia

Info Terkini | Thursday, 24 Feb 2022, 00:35 WIB
Ilustrasi pencemaran sampah dan ikan mati di garis pantai. Pixabay.com

Keindahan alam Indonesia tidak terlepas dari biota lautnya yang menawan. Hamparan samudera yang membentang dengan penduduk laut yang beraneka ragam, membuat Indonesia dipandang kaya oleh dunia. Hal ini dibuktikan oleh penghasilan sumber daya alam yang melimpah ruah khususnya sektor perairan. Dilansir dari web resmi Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), sejak awal bulan Januari – Oktober 2021 nilai ekspor produk perikanan mencapai USD4,56 miliar atau naik 6,6% dibanding periode yang sama tahun 2020.

Dalam menunjang perekonomian Indonesia, keindahan biota laut hadir sebagai daya tarik wisatawan mancanegara (Wisman) datang ke Indonesia guna menikmati surga dunia. Dalam hal ini, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) melaporkan jumlah kunjungan wisman bertumbuh sebesar 6,04% dibandingkan bulan November 2020 yang berjumlah 144.476 kunjungan.

Namun, dibalik keindahan ekosistem laut Indonesia, ada jutaan sampah manusia khususnya plastik yang membuat indahnya panorama laut menjadi tercemar. Akibatnya banyak hewan laut yang mengandung mikroplastik. Mikroplastik adalah partikel plastik yang berukuran kurang dari 5 mm yang dapat dikonsumsi oleh biota laut, sengaja maupun tidak sengaja dikarenakan bentuk makanannya yang sama atau dikarenakan mangsanya sudah terkontaminasi mikroplastik.

Dari hal itu, tentu membuat hewan yang kita konsumsi tidak sehat dan mengurangi kualitas penjualan. Dampak luasnya bisa merusak ekosistem biota laut sehingga penduduk laut bisa mengalami kepunahan.

Pasti kita pernah mendengar di berita mengenai hewan-hewan laut yang mendadak mati. Tentu hal itu bukan tanpa sebab, akan tetapi sebab ulah manusia yang membuang sampah sembarangan. Seperti pembuangan limbah pabrik, pembungan alat rumah tangga ke sungai, adanya sampah plastik yang sulit terurai mengakibatkan pencemaran air laut, dan aktivitas nelayan dalam menangkap ikan yang tidak sesuai prosedur.

Disamping pencemaran laut, sudah banyak sungai-sungai di Indonesia yang tercemar akan ulah manusia. Akibatnya bisa kita rasakan. Banjir dimana-mana. Ibu kota tercinta, Jakarta terkena dampak paling besar akan masalah ini. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mencatat 4.925 kasus banjir terjadi sejak bulan Januari-Oktober 2021.

Alam begitu baik terhadap manusia, tapi manusia membunuh alam. Memang terkesan kejam, tapi beginilah faktanya.

Sejatinya kita selaku umat manusia yang mempunyai akal dan pikiran bisa berpikir bahwa membuang sampah bukan pada tempatnya sangatlah fatal akibatnya.

Cara Menanggulangi Sampah di Perairan Indonesia

Seiring berjalannya waktu dengan kebiasaan buruk manusia, Indonesia tercatat mendapat kiriman dari darat 70-80 persen sampah plastik bekas konsumsi manusia. Sekitar 480 ribu-1,29 juta ton sampah plastik dari total 3,22 juta ton sampah yang dibuang ke perairan Indonesia. Hal ini disampaikan peneliti mikrobiologi laut dari Pusat Penelitian Oseanografi (P2O) Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Ariani Hatmanti pada seminar International Conference on the Ocean and Earth Sciences (ICOES), yang digelar secara daring di Jakarta, 19 November 2020.

Adapun berikut ini cara menaggulangi pencemaran sampah di perairan Indonesia:

1. Mempunyai Lahan Kosong Guna Pembuangan Sampah

Sebenarnya sebagian orang mempunyai tekad untuk tertib membuang sampah pada tempatnya tapi lahan pembuangan sampah tidak ada disekitar tempat tinggal mereka, sehingga lebih memilih membuang sampah ke sungai. Maka hendaknya disetiap ruang lingkup tempat tinggal mempunyai lahan kosong guna tempat pembuangan sampah.

2. Menyewa Jasa Petugas Kebersihan

Jika kita tidak punya waktu untuk membuang sampah, maka hendaknya menyewa jasa petugas kebersihan untuk membuangnya.

3. Tas Belanja Pengganti Plastik

Sudah menjadi hal umum disaat kita berbelanja akan dikasih kantong plastik oleh penjual sebagai wadah barang belanjaan. Namun saat ini, sudah saatnya kebiasaan itu diubah dengan membawa tas sendiri yang terbuat selain dari plastik.

4. Mengganti Sedotan Plastik Dengan Sedotan Stainless

Meskipun terdengar hal yang remeh, tapi poin ini bisa berdampak positif terhadap keberlangsungan perairan Indonesia. Dapat mengurangi sampah plastik yang sulit terurai.

5. Mendaur Ulang Sampah

Poin yang kelima ini tentu mempunyai dua efek positif dan bisa dilakukan oleh siapa saja. Selain bisa membantu mengurangi penyebaran sampah, pengolah daur ulang sampah ini bisa menjadikan sampah mempunyai nilai ekonomis.

6. Edukasi Pemerintah Terhadap Masyarakat

Dalam masalah ini pemerintah harus ikut berkontribusi. Disamping membuat sebuah program penanggulangan sampah, harus juga mengedukasi masyarakat sebagai sumber utama mengenai membuang sampah yang benar.

7. Bijak Dalam Membuang Sampah

Artinya buanglah sampah pada tempatnya. Slogan ini mungkin sudah bosan terdengar oleh telinga kita. Tapi selagi bumi belum tersenyum, slogan ini tetap ada dimana pun.

Setelah melihat uraian di atas, kita sudah mengetahui bagaimana menanggulangi pencemaran dan menjaga ekosistem perairan dengan sangat mudah tapi prakteknya tidak mudah. Namun, jika kita punya kesadaran dalam diri, tentu hal ini sangat mudah dilakukan sehingga menciptakan kesejahteraan untuk sesama makhluk hidup.

Dari peristiwa ini kita harus sadar, bahwa kita hidup tidak dengan sesama manusia saja. Melainkan dengan makhluk hidup lain (hewan dan tumbuhan) dan bahkan kita membutuhkan kehidupan mereka untuk keberlangsungan hidup umat manusia.

Oleh karena itu, disaat akan melakukan sesuatu, pikirkanlah dampak apa yang akan terjadi setelah melakukan hal tersebut. Akal kita manfaatkan, pikirkan mana yang baik dan mana yang buruk, karena sejatinya kita adalah makhluk yang paling sempurna yang telah Tuhan ciptakan di muka bumi ini.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image