Jumat 25 Feb 2022 05:39 WIB

Sirkuit Formula E Mulai Dilapis Hotmix Pekan Depan

Saat ini pengerjaan sirkuit Formula E sudah sekitar 30 persen.

Ketua Pelaksana Formula E Jakarta 2022 Ahmad Sahroni (kanan) berjalan saat meninjau pembangunan Jakarta International E-Prix Circuit (JIEC) di kawasan Taman Impian Jaya Ancol, Jakarta, Rabu (23/2/2022). Menurut PT Jakarta Propertindo (Jakpro), pembangunan JIEC yang ditargetkan selesai dalam waktu tiga bulan itu saat ini telah mencapai 28 persen.
Foto: ANTARA/M Risyal Hidayat/rwa.
Ketua Pelaksana Formula E Jakarta 2022 Ahmad Sahroni (kanan) berjalan saat meninjau pembangunan Jakarta International E-Prix Circuit (JIEC) di kawasan Taman Impian Jaya Ancol, Jakarta, Rabu (23/2/2022). Menurut PT Jakarta Propertindo (Jakpro), pembangunan JIEC yang ditargetkan selesai dalam waktu tiga bulan itu saat ini telah mencapai 28 persen.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Manajer Senior PT Jaya Konstruksi Manggala Pratama Ari Wibowo menargetkan pekerjaan pembangunan konstruksi yakni pengaspalan beton (hotmix) pada lintasan sirkuit balap mobil listrik Formula E dapat dimulai pada pekan depan. Pengaspalan dilakukan setelah pondasi bagian atas jalan selesai dikerjakan.

"Sekarang masuk ke pekerjaan pondasi bagian atas atau base. Targetnya selama sepekan, sehingga pada pekan depan sudah masuk ke pekerjaan hotmix," kata Ari di kawasan proyek pembangunan sirkuit Formula E, Ancol, Jakarta Utara, Kamis (24/2/2022).

Baca Juga

Ari mengatakan, sejak awal Februari sampai hari ini, banyak pekerjaan yang sudah selesai, mulai dari pemetaan dan pembersihan area, pembentukan pada badan jalan agar bentuk, tinggi, serta belokan jalan, sesuai dengan yang telah dirancang sebelumnya. Selanjutnya, kata Ari, pihaknya mulai proses pemadatan jalan dan pengerjaan pondasi bagian bawah.

Pada proses itu, dibutuhkan material berupa batu yang kemudian dipadatkan dengan menggunakan alat pemadatan atau alat tandem roller berupa bambu. Dia menjelaskan, meskipun tanah dasar di kawasan sirkuit Formula E kurang bagus, tapi itu tidak bisa menjadi alasan pondasi jalan tidak kuat, karena tanah dasar ini sebetulnya masih bisa diperbaiki dengan teknologi cerucuk bambu.

"Kontraktor berupaya keras agar pengerjaan sirkuit itu sesuai rencananya yakni sebagai trek balapan mobil listrik Formula E," katanya.

Menurut dia, jika berbicara progres, maka pengerjaan sirkuit Formula E ini hanya sekitar 30 persen. Ari menjelaskan, angka persentase progres yang dicapai tersebut dihitung dari berapa banyak pengerjaan yang dilakukan dibandingkan dengan total nilai kontrak, sehingga sangat bergantung dengan nilai rupiah di masing-masing item pekerjaan.

"Pekerjaan kami di sini, sekarang atau per hari ini sekitar 30 persen," kata Ari.

Misalnya, pekerjaan pengadaan material, pekerjaan saluran, dan lain-lain, itu dikonversikan ke dalam rupiah. Ketika dijumlahkan semuanya, maka didapat berapa rupiah total yang sudah dikerjakan.

Total pekerjaan itu kemudian diperbandingkan dengan berapa total nilai kontrak, sehingga diperoleh angka persentasenya. Namun, dalam pengerjaan proyek pembangunan sirkuit itu, ada sejumlah pekerjaan yang memiliki nilai rupiah tinggi hanya karena menggunakan material-material yang bernilai tinggi, tapi ada juga pekerjaan yang rendah nilai rupiahnya, meski tingkat kesulitannya besar.

"Jadi, kalau kami bekerja 54 hari dengan nilai 100 persen, maka satu harinya harus mencapai kurang lebih sekitar dua atau 1,8 persen. Tapi karena ada nilai-nilai yang besar di belakang, maka yang di depan, dalam sehari mungkin hanya 1-1,5 persen, nanti bisa 2-2,5 persen," ujar Ari.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement