Jumat 25 Feb 2022 10:52 WIB

PBB Alokasikan 20 Juta Dolar untuk Bantuan Kemanusiaan Ukraina

Dana digunakan untuk membantu perawatan kesehatan, tempat tinggal, dan makanan.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Friska Yolandha
Bangunan apartemen terlihat di kota Mariupol, Ukraina, Kamis, 24 Februari 2022. Rusia telah meluncurkan rentetan serangan udara dan rudal ke Ukraina Kamis pagi dan pejabat Ukraina mengatakan bahwa pasukan Rusia telah meluncur ke negara itu dari utara, timur dan Selatan.
Foto: AP/Sergei Grits
Bangunan apartemen terlihat di kota Mariupol, Ukraina, Kamis, 24 Februari 2022. Rusia telah meluncurkan rentetan serangan udara dan rudal ke Ukraina Kamis pagi dan pejabat Ukraina mengatakan bahwa pasukan Rusia telah meluncur ke negara itu dari utara, timur dan Selatan.

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) akan mengalokasikan 20 juta dolar AS untuk meningkatkan operasi kemanusiaan di Ukraina, setelah invasi Rusia. Sekretaris Jenderal Antonio Guterres mengatakan, PBB berkomitmen untuk memberikan bantuan dan mendukung orang-orang di Ukraina.

"Dengan jumlah kematian yang meningkat, kami melihat ada ketakutan, kesedihan, dan teror di setiap sudut Ukraina. Orang-orang biasa yang tidak bersalah selalu membayar harga tertinggi," ujar Guterres.

Baca Juga

Kepala kemanusiaan PBB Martin Griffiths mengatakan, alokasi dana 20 juta dolar AS yang diambil dari Dana Tanggap Darurat Pusat PBB akan mendukung operasi darurat di sepanjang jalur kontak di Donetsk timur dan Luhansk. Dana itu juga digunakan untuk membantu perawatan kesehatan, tempat tinggal, makanan, air, dan sanitasi kepada orang-orang yang paling rentan terkena dampak konflik.

Direktur Eksekutif Program Pangan Dunia PBB (WFP), David Beasley, menyatakan keprihatinan mendalam atas potensi dampak konflik terhadap akses pangan bagi warga sipil di daerah konflik. Dia mengatakan, tim WFP siap untuk turun tangan asalkan mendapatkan akses dan sumber daya.

"Kami mengimbau semua pihak untuk memastikan bahwa, komunitas yang terkena dampak memiliki akses berkelanjutan ke dukungan kemanusiaan apa pun yang mungkin mereka butuhkan, dan menjamin keselamatan staf kemanusiaan di lapangan," ujar Beasley.

Beasley mengatakan WFP beroperasi di Ukraina timur dari 2014-2018. WFP telah menjangkau lebih dari satu juta orang melalui uang tunai, kupon makanan atau jatah makanan yang dibeli secara lokal.  Badan tersebut beroperasi di wilayah yang dikendalikan pemerintah dan non-pemerintah. Mereka tetap berkomitmen untuk mendukung semua populasi yang terkena dampak di Ukraina dan negara-negara tetangga sesuai kebutuhan.

“Lembah Laut Hitam adalah salah satu daerah terpenting di dunia untuk produksi biji-bijian dan pertanian, dan dampak keamanan pangan dari konflik kemungkinan akan terasa di luar perbatasan Ukraina, terutama pada yang termiskin dari yang miskin,” kata Beasley.

Beasley juga memperingatkan, gangguan ekspor biji-bijian dari wilayah Laut Hitam akan meningkatkan harga pangan dan inflasi di tengah ketidakpastian ekonomi akibat konflik dan pandemi Covid-19. Sementara itu, Presiden Komite Internasional Palang Merah (ICRC), Peter Maurer, mengatakan, intensifikasi dan penyebaran konflik berisiko menimbulkan skala kematian dan kehancuran yang cukup besar.

Maurer mengatakan, prioritas ICRC adalah membantu mereka yang membutuhkan. Pekan ini ICRC mengirimkan 3.000 liter air ke Rumah Sakit Dokuchaevsk di timur Ukraina yang dikuasai separatis pro-Rusia. Termasuk mengirim 7.000 liter air ke kota Donetsk, dan mengunjungi fasilitas penahanan untuk membantu meningkatkan kebersihan dan nutrisi.

"Situasi keamanan memungkinkan, tim kami sekarang di Ukraina akan melanjutkan pekerjaan mereka untuk memperbaiki infrastruktur vital, mendukung fasilitas kesehatan dengan obat-obatan dan peralatan, dan mendukung keluarga dengan makanan dan barang-barang kebersihan," kata Maurer.

Baca juga : Aktor Sean Penn Sambangi Ukraina Abadikan Invasi Rusia ke dalam Film

Badan Pembangunan Internasional AS telah mengerahkan Tim Tanggap Bantuan Bencana untuk menanggapi meningkatnya kebutuhan kemanusiaan ke Ukraina. Direktur Jenderal Kantor Internasional PBB untuk Migrasi, Antonio Viitorino, mengatakan, konflik delapan tahun di Ukraina telah menelantarkan lebih dari 1,4 juta orang yang sekarang bergantung pada bantuan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari 

"Eskalasi ini hanya akan memperdalam kebutuhan kemanusiaan dan menambah penderitaan jutaan keluarga," kata Viitorino. 

 

sumber : AP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement