Jumat 25 Feb 2022 22:29 WIB

200 Warga Pasaman Korban Gempa Bumi Mengungsi ke Agam

Anak-anak dan ibu menyusui korban gempa ditempatkan di rumah warga.

Warga mengungsi ke tempat yang lebih aman pascagempa di Nagari Pinagar, Kecamatan Pasaman, Kabupaten Pasaman Barat, Sumatra Barat, Jumat (25/2/2022). Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan gempa berkekuatan magnitudo 6,2 di Pasaman Barat dan sekitarnya itu mengakibatkan tujuh warga meninggal dunia.
Foto: ANTARA/Muhammad Arif Pribadi/aww.
Warga mengungsi ke tempat yang lebih aman pascagempa di Nagari Pinagar, Kecamatan Pasaman, Kabupaten Pasaman Barat, Sumatra Barat, Jumat (25/2/2022). Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan gempa berkekuatan magnitudo 6,2 di Pasaman Barat dan sekitarnya itu mengakibatkan tujuh warga meninggal dunia.

REPUBLIKA.CO.ID, LUBUKBASUNG -- Sekitar 200 warga Nagari Malampah, Kecamatan Tigo Nagari, Kabupaten Pasaman, Sumatera Barat yang menjadi korban gempa bumi magnitudo 6,1 mengungsi ke Nagari Salareh Aia, Kecamatan Palembayan, Kabupaten Agam, Jumat (25/2/2022) sore.

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Agam Muhammad Lutfi Ar di Lubukbasung, Jumat, mengatakan mereka tinggal di rumah warga, masjid, dan lainnya di Nagari Salareh Aia."Mereka ke lokasi dengan kendaraan mereka. Bagi anak-anak dan ibu menyusui telah kita tempatkan di rumah warga," katanya.

Baca Juga

Pemkab Agam telah memberikan nasi bungkus untuk makan malam korban gempa bumi yang mengguncang wilayah Sumatera Barat, tepatnya 17 km timur laut Pasaman Barat pada Jumat (25/2/2022), pukul 08.39 WIB. Di lokasi pengungsian, tambahnya, BPBD Agam juga mendirikan tenda darurat dan bakal mendirikan dapur umum.

"Dapur umum segera kita bangun kerja sama dengan Dinas Sosial Agam untuk kebutuhan makan korban," katanya.

Ia menambahkan ratusan warga Nagari Malampahitu mengungsi ke Salareh Aiaguna menghindari dampak dari gempa bumi, berupa banjir bandang atau longsor susulan. Hal itu, mengingat daerah tersebut dilanda banjir bandang setelah gempa.

"Sungai di daerah itu sudah kering, sehingga warga ketakutan dan mengungsi ke daerah kita dalam mengatasi korban jiwa apabila ada banjir bandang susulan," katanya.

Ia mengakui sebagian besar rumah mereka juga mengalami rusak berat dan tidak bisa ditempati mereka.Hal itu, berdasarkan keterangan dari korban dan hasil kunjungan yang dilakukan ke Nagari Malampah, Kecamatan Tigo Nagari, Kabupaten Pasaman.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement