Ahad 27 Feb 2022 19:24 WIB

Sanksi Bagi Rusia Bisa Sebabkan Stasiun Luar Angkasa Jatuh?

Mesin pesawat kargo Rusia di ISS berperan mempertahankan ketinggian stasiun.

Rep: Noer Qomariah Kusumawardhani / Red: Dwi Murdaningsih
Foto 6 Desember 2021 yang disediakan oleh NASA menunjukkan Stasiun Luar Angkasa Internasional yang mengorbit di 264 mil di atas Laut Tyrrhenian.
Foto: NASA via AP
Foto 6 Desember 2021 yang disediakan oleh NASA menunjukkan Stasiun Luar Angkasa Internasional yang mengorbit di 264 mil di atas Laut Tyrrhenian.

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Di tengah invasi Rusia ke Ukraina, kepala program luar angkasa Moskow telah memperingatkan bahwa sanksi yang dijatuhkan pada negara itu dapat menyebabkan Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) kehilangan orbit dan jatuh.

Direktur Jenderal Roscosmos Dmitry Rogozin memperingatkan bahwa sanksi yang sedang berlangsung terhadap Rusia akan menyebabkan kematian dini ISS. Dalam cuitannya di Twitter, Rogozin mengatakan ISS akan kehilangan orbit tanpa bantuan Rusia dan akhirnya jatuh ke Amerika Serikat (AS), Eropa, atau bahkan India.

Baca Juga

Rogozin meluncurkan serangan pedas pada Kamis (24/2/2022), mengecam keputusan Presiden AS Joe Biden untuk membatasi ekspor teknologi tinggi ke Rusia yang, katanya, dirancang untuk menurunkan industri kedirgantaraan Moskow, termasuk program luar angkasa. Demikian Reuters menerjemahkan komentar Rogozin, yang aslinya diposting dalam bahasa Rusia.

Dalam serangkaian pertanyaan yang ditujukan kepada pemerintah AS, Rogozin menanyakan apakah Washington ingin menghancurkan kerja sama di ISS. Dia juga menunjukkan bahwa kontrol orbit stasiun luar angkasa menggunakan mesin pesawat kargo Rusia yang berlabuh di stasiun luar angkasa melalui dorongan roket berkala untuk mempertahankan ketinggian.

Dalam pertanyaan lain yang ditujukan ke AS, Rogozin menanyakan siapa yang akan menyelamatkan ISS dari penurunan tak terkendali dan jatuh ke wilayah AS atau Eropa jika memblokir kerja sama dengan Moskow.

Dilansir dari Financial Express, Ahad (27/2/2022), ada skenario di mana struktur seberat 500 ton akan jatuh di China atau India. Rogozin menanyakan apakah AS ingin mengancam negara-negara ini dengan prospek itu. Rogozin juga mengatakan ISS tidak terbang di atas Rusia, jadi semua risikonya terbuka untuk yang lain.

Rogozin mengakhiri cuitan dengan mendesak AS untuk “menolak” apa yang dia sebut sebagai “sanksi Alzheimer”. NASA menghindari komentar Rogozin bahwa sanksi AS terhadap Moskow atas Ukraina dapat “menghancurkan” kerja tim kedua negara di ISS.

Badan antariksa AS mengatakan terus bekerja dengan semua mitra internasional , termasuk Roscosmos, untuk operasi ISS yang aman. NASA juga menambahkan bahwa langkah-langkah kontrol ekspor akan terus memungkinkan operasi ruang angkasa sipil AS-Rusia dan tidak ada perubahan yang direncanakan untuk dukungan badan tersebut untuk operasi di orbit dan stasiun darat.

Terlepas dari cuitan Twitter Rogozin, kolaborasi lama antara kedua negara di atas platform penelitian di orbit tetap kokoh.

Baik NASA dan Roscosmos mengeluarkan pernyataan awal pekan ini dan mengatakan bahwa badan-badan tersebut bekerja menuju kesepakatan ‘peertukaran kru’ di mana mantan saingan Space Race akan berbagi penerbangan ke ISS dengan pesawat ruang angkasa masing-masing secara gratis.

ISS, yang mengorbit 400 km di atas Bumi, saat ini menampung dua orang Rusia, empat orang Amerika, dan seorang astronot Jerman.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement