Senin 28 Feb 2022 11:37 WIB

Pengungsi Gempa Pasaman Barat Pilih Pulang ke Rumah

Belasan korban yang memilih pulang ke rumah masing-masing itu adalah warga Pinaga.

Petugas gabungan dari Basarnas Padang, TNI, Polri, BPBD dan dibantu masyarakat melakukan pencarian korban longsor di jorong Guguk Nagari Malampah, Kecamatan Tigo Nagari, Kabupaten Pasaman, Sumatera Barat, Ahad (27/2/2022). Satu orang meninggal dan empat orang dinyatakan hilang akibat longsor yang dipicu gempa magnitudo 6,1 yang terjadi Jumat (25/2).
Foto: Antara/Muhammad Arif Pribadi
Petugas gabungan dari Basarnas Padang, TNI, Polri, BPBD dan dibantu masyarakat melakukan pencarian korban longsor di jorong Guguk Nagari Malampah, Kecamatan Tigo Nagari, Kabupaten Pasaman, Sumatera Barat, Ahad (27/2/2022). Satu orang meninggal dan empat orang dinyatakan hilang akibat longsor yang dipicu gempa magnitudo 6,1 yang terjadi Jumat (25/2).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Puluhan warga yang menjadi korban gempa bumi Pasaman Barat, Sumatera Barat (Sumbar) memilih pulang dari lokasi pengungsian utama di halaman kantor bupati setempat pada Senin (28/2) pagi. Belasan korban yang memilih pulang ke rumah masing-masing itu adalah warga Pinaga, Kecamatan Pasaman, Kabupaten Pasaman Barat.

"Karena kondisi mulai membaik, kami memilih pulang dari lokasi pengungsian, ada 20 lebih warga yang pulang hari ini," kata salah seorang warga, Ajek (45) di Simpang Empat, Senin (28/2/2022).

Baca Juga

Menurutnya, jika pulang ke rumah, setidaknya ada aktivitas yang bisa dilakukan pascagempa, mulai dari pembersihan rumah, mengamankan rumah, melihat ladang, dan lainnya."Warga yang pulang pagi ini kerusakan rumahnya tidak tergolong berat, sehingga berani untuk pulang. Semoga bisa mengurangi beban di lokasi pengungsian," ucapnya.

Sebagai antisipasi terhadap gempa susulan yang tidak bisa diprediksi, warga akan memasang tenda di depan rumah masing-masing."Jadi, untuk menjaga diri, kami akan mendirikan tenda di depan rumah, malam hari tidur di sana untuk antisipasi gempa susulan," kata warga lainnya, Isral (56).

Warga tersebut pulang dengan satu truk milik salah seorang warga untuk mengangkut barang-barang yang dibawa ke lokasi pengungsian.Ia yang membawa delapan anggota keluarganya menilai tiga hari di lokasi pengungsian sudah cukup untuk melewati masa darurat.

Namun demikian, warga tetap mengharapkan bantuan logistik dan bahan makanan saat telah pulang ke rumah.Sementara itu, ribuan pengungsi juga masih bertahan di tempat pengungsian yang ada di halaman Kantor Bupati Pasaman Barat sebagai titik utama pengungsian.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement