Rabu 02 Mar 2022 15:36 WIB

Dusun Dukuh Semarang Masih Lockdown Usai Ditemukan Klaster Hajatan

Sebanyak 29 warga masih menjalani isolasi mandiri di rumah masing-masing.

Rep: Bowo Pribadi/ Red: Agus raharjo
Bupati Semarang, H Ngesti Nugraha saat memberikan penjelasan menenai staus level PPKM daerahnya yang kembali masuk ke level 2, di Pendopo Rumah Dinas Bupati Semarang, di Ungaran, Kabupaten semarang, kamis (6/1).
Foto: Republika/Bowo Pribadi
Bupati Semarang, H Ngesti Nugraha saat memberikan penjelasan menenai staus level PPKM daerahnya yang kembali masuk ke level 2, di Pendopo Rumah Dinas Bupati Semarang, di Ungaran, Kabupaten semarang, kamis (6/1).

REPUBLIKA.CO.ID, UNGARAN--Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Semarang mengaku, kasus Covid-19 klaster hajatan warga di Dusun Dukuh, Desa Tajuk, Kecamatan Getasan, telah ditangani. Dusun tersebut untuk sementara masih di-lockdown sampai Kamis (4/3/2022). Karantina terbatas ini untuk mengantisipasi penyebaran kasus Covid-19 yang lebih luas.

Bupati Semarang, H Ngesti Nugraha mengatakan, aktivitas keluar masuk ke lingkungan Dusun Dukuh masih dibatasi. Baik untuk warga dari luar maupun warga dusun setempat. Pembatasan dilakukan agar proses pemulihan warga yang menjalani isolasi mandiri dapat optimal.

Baca Juga

“Kebijakan lockdown juga dimaksudkan agar tidak terjadi penularan yang lebih luas di masyarakat,” katanya di pendopo rumah dinas Bupati Semarang, Rabu (2/3/2022).

Hingga saat ini, masih ada sebanyak 29 warga positif terpapar Covid-19 dan masih menjalani isoman di rumahnya masing-masing. Bupati Semarang mengatakan, warga yang sehat membantu menyiapkan kebutuhan sehari-hari, seperti kebutuhan makanan hingga mencarikan rumput untuk pakan ternak peliharaan warga isoman.

Sekitar tujuh hari kedepan, Dinkes Kabupaten Semarang akan melakukan tes swab antigen kembali untuk memastikan warga yang sudah negatif dapat beraktivits normal kembali. “Sehingga mulai dari Pemkab Semarang bersama-sama dengan Pemerintah Desa Tajuk terus memantau, memonitor dan mendampingi terkait dengan pemulihan warga yang terpapar Covid-19 tersebut,” tegasnya.    

Ngesti menambahkan saat ini ada 760 kasus aktif Covid-19 di Kabupaten Semarang dengan mayoritas penyintas melakukan isoman di rumah. Sebagian lagi dalam perawatan di tempat isolasi terpusat (isoter) yang ada di beberapa rumah sakit yang ada di Kabupaten Semarang maupun sejumlah isoter yang disiapkan Dinkes Kabupaten Semarang.

Jika dibandingan dengan pekan sebelumnya yang menembus angka lebih dari 1.000 kasus, angka kasus aktif di Kabupaten Semarang sampai dengan hari ini trennya mulai menunjukkan penurunan. Bupati mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah berupaya membantu Pemkab Semarang dalam penanganan maupun pengendalian penyebaran kasus Covid-19.

“Kepada masyarakat Kabupaten Semarang, saya juga terus mengimbau agar tetap disiplin dan mematuhi ketentuan pemerintah dalam mengendalikan penyebaran kasus Covid-19,” tegasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement