Kamis 03 Mar 2022 09:16 WIB

Mantan Dubes Sebut Rusia Sebenarnya tidak Ingin Menduduki Ukraina

Rusia dinilai hanya memberi tekanan agar Ukraina tidak bergabung ke NATO.

Seorang pria bersenjata berdiri di Lapangan Independen (Maidan) di pusat Kyiv, Ukraina, Rabu, 2 Maret 2022. Pemimpin Ukraina mengecam eskalasi serangan Rusia di kota-kota padat sebagai kampanye teror terang-terangan, sementara Presiden Joe Biden memperingatkan bahwa jika Pemimpin Rusia tidak membayar harga untuk invasi, agresi tidak akan berhenti di satu negara.
Foto: AP/Efrem Lukatsky
Seorang pria bersenjata berdiri di Lapangan Independen (Maidan) di pusat Kyiv, Ukraina, Rabu, 2 Maret 2022. Pemimpin Ukraina mengecam eskalasi serangan Rusia di kota-kota padat sebagai kampanye teror terang-terangan, sementara Presiden Joe Biden memperingatkan bahwa jika Pemimpin Rusia tidak membayar harga untuk invasi, agresi tidak akan berhenti di satu negara.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Duta besar Indonesia untuk Rusia 2016-2020, M Wahid Supriyadi, mengatakan invasi yang dilakukan Rusia terhadap Ukraina saat ini merupakan pelajaran bagi negara tersebut. Rusia dinilainya sedang melakukan tekanan bagi Ukraina.

"Jadi sebenarnya perang ini sebagai pelajaran, sebagai pressure dari Rusia. Bukan untuk menduduki satu wilayah (di Ukraina) untuk Rusia," katanya dalam Kajian Mingguan Pengajian Prancis secara daring, Jakarta, Rabu (3/3/2022).

Baca Juga

Wahid mengatakan invasi itu terjadi karena Ukraina berupaya menjadi bagian dari Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO). Serangan Rusia ke Ukraina juga dipicu oleh kekhawatiran Rusia atas ekspansi NATO di Eropa Timur, yang dianggap sebagai ancaman terhadap keamanan Rusia.

"Karena ini adalah buffer zone, buffer states. Artinya kalau ada NATO di situ, ada peralatan-peralatan militer di depan pintu dia, secara geopolitik ini merupakan ancaman," katanya.

Oleh karena itu, Wahid menduga bahwa Rusia akan menghentikan invasinya jika Ukraina menghentikan usahanya untuk bergabung dengan NATO. "Apakah Anda (Ukraina) menyerah, kemudian netral dan tidak masuk NATO, maka (serangan) itu selesai, atau diganti dengan pemerintahan yang pro-Rusia," katanya.

Wahid mengatakan ada banyak demonstrasi yang dilakukan oleh masyarakat atas serangan Rusia ke Ukraina.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement