Sabtu 05 Mar 2022 10:32 WIB

Amerika Serikat Minta Negara Islam Lawan Pandangan Taliban Soal Perempuan

Taliban Afghanistan masih membatasi hak-hak sipil perempuan

Rep: Muhyiddin/ Red: Nashih Nashrullah
Para wanita mengantre untuk menerima uang tunai pada distribusi uang yang diselenggarakan oleh Program Pangan Dunia di Kabul, Afghanistan, pada Sabtu, 20 November 2021.
Foto: AP/Petros Giannakouris
Para wanita mengantre untuk menerima uang tunai pada distribusi uang yang diselenggarakan oleh Program Pangan Dunia di Kabul, Afghanistan, pada Sabtu, 20 November 2021.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Amerika Serikat (AS) meminta kepada negara-negara Muslim untuk melawan pandangan Taliban tentang perempuan Afghanistan.

Amerika Serikat telah memulai pembicaraan dengan negara-negara mayoritas Muslim untuk menekan penguasa Taliban Afghanistan agar tidak membatasi kaum perempuan dari kehidupan publik atas nama agama.

Baca Juga

Utusan khusus Amerika Serikat untuk perempuan Afghanistan, Rina Amiri mengatakan, pihaknya telah memimpin inisiatif diplomatik untuk menyelaraskan pandangan di antara semua pemangku kepentingan internasional mengenai masalah ini. 

Hal ini disampaikan Amiri dalam sebuah seminar di Washington pada (Rabu (2/3) yang digelar secara virtual oleh Pusat Studi Strategis dan Internasional.

Seperti dilansir voanews, Amiri telah mengunjungi Arab Saudi dan Qatar pekan lalu. Dia masih akan melakukan perjalanan ke negara-negara mayoritas Muslim lainnya untuk melibatkan mereka dalam “praktik regresif” yang diberlakukan Taliban untuk membatasi kebebasan perempuan.

“Apa yang saya catat kepada mereka adalah apa yang dikatakan Taliban tentang hak-hak perempuan dan membuat argumen bahwa itu atas dasar Syariah. Ini tidak hanya buruk bagi Afghanistan dan bagi perempuan Afghanistan, tapi juga buruk bagi Islam,” kata Amiri tentang pembicaraannya. dengan pejabat Arab Saudi dan Qatar.

“Aktor yang perlu memimpin dan melawan narasi itu negara-negara mayoritas Muslim,” jelas dia.

Amiri mencatat bahwa banyak negara regional dan Islam mempertahankan kehadiran diplomatik di Afghanistan. Menurut Amiri, mereka mengadvokasi inklusi politik serta etnis dalam pemerintahan, tetapi sangat sedikit yang menyuarakan tentang inklusi perempuan.

“Ketika mereka terlibat dengan Taliban, apa yang saya minta mereka lakukan adalah memasukkan perempuan dalam delegasi mereka menunjukkan bahwa perempuan memainkan peran penting dan kuat di negara mereka sendiri,” kata Amiri.      

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement