Selasa 08 Mar 2022 07:57 WIB

Karantina dan PCR Jadi Pengalaman Pahit Jamaah Umroh

Karantina membuat jamaah semakin tertekan secara psikologis.

Rep: Ali Yusuf/ Red: Ani Nursalikah
Maskapai penerbangan nasional Garuda Indonesia pada hari ini, Rabu (12/1)  kembali melayani  penerbangan umrah bagi jamaah Indonesia.  Karantina dan PCR Jadi Pengalaman Pahit Jamaah Umroh
Foto: dok. Istimewa
Maskapai penerbangan nasional Garuda Indonesia pada hari ini, Rabu (12/1)  kembali melayani  penerbangan umrah bagi jamaah Indonesia. Karantina dan PCR Jadi Pengalaman Pahit Jamaah Umroh

IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Umum Afiliasi Mandiri Penyelenggara Umrah Haji (Ampuh) Tri Winarto mengatakan pembukaan umroh di masa pandemi menjadi pengalaman pahit bagi jamaah Indonesia. Menurutnya, pengalaman pahit ini juga dirasakan oleh jamaah umroh di seluruh dunia.

"Umroh di awal pandemi ini menjadi pengalaman pahit jamaah karena harus berkali-kali karantina dan PCR," kata Tri saat dihubungi Republika, Senin (7/3/2022).

Baca Juga

Menurutnya, selama ini jamaah merasa berat hati dengan adanya karantina dan PCR. Umroh di masa pandemi ini membuat jamaah harus berkali-kali karantina dan berkali-kali PCR di Indonesia dan di Arab Saudi.

"Selama ini ketakutan karena karantina, ketakutan karena harus menjalani PCR sekurang-kurangnya tiga kali saat dia datang, kemudian hari berikutnya, kemudian PCR lagi di saat kepulangan tentu membuat ini menjadi pengalaman yang tidak menyenangkan," katanya.

Menurutnya yang membuat mereka tidak nyaman selain berkali-kali karantina dan PCR, juga waktu ibadah di Makkah dan Madinah menjadi berkurang. Berkurangnya waktu itu karena harus karantina sebelum dan setelah kedatangan.

"Dan selain ketakutan, karena sebagian juga merasa tidak nyaman jika ada PCR termasuk karantina, sehingga waktu yang dirental untuk umroh menjadi berkurang," katanya.

Karena selama karantina lima hari di Arab Saudi membuat mereka tidak bisa keluar untuk beribadah di Masjid Nabawi dan Masjidil Haram. Dengan adanya karantina ini membuat jamaah semakin tertekan secara psikologis. 

"Karena karantina tidak boleh atau dilarang jamaah keluar beraktivitas secara bebas sebelum masa karantina habis," katanya. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement