Kamis 10 Mar 2022 09:14 WIB

Krisis di Ukraina Perlihatkan Ketidakpastian Pasar Energi

Utusan khusus AS untuk iklim sebut perang dan iklim saling terkait

Rep: Lintar Satria/ Red: Esthi Maharani
 FILE - Sebuah korsel yang ditinggalkan di taman terlihat kota hantu Pripyat dekat dengan pembangkit nuklir Chernobyl, Ukraina, pada 15 April 2021. Di antara perkembangan yang paling mengkhawatirkan pada hari yang sudah mengejutkan, ketika Rusia menginvasi Ukraina pada hari Kamis, adalah peperangan di pembangkit nuklir Chernobyl, di mana radioaktivitas masih bocor dari bencana nuklir terburuk dalam sejarah 36 tahun lalu.
Foto: AP/Efrem Lukatsky
FILE - Sebuah korsel yang ditinggalkan di taman terlihat kota hantu Pripyat dekat dengan pembangkit nuklir Chernobyl, Ukraina, pada 15 April 2021. Di antara perkembangan yang paling mengkhawatirkan pada hari yang sudah mengejutkan, ketika Rusia menginvasi Ukraina pada hari Kamis, adalah peperangan di pembangkit nuklir Chernobyl, di mana radioaktivitas masih bocor dari bencana nuklir terburuk dalam sejarah 36 tahun lalu.

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Utusan Khusus Amerika Serikat (AS) untuk Perubahan Iklim John Kerry mengatakan invasi Rusia yang "ilegal, tanpa provokasi dan keji" ke Ukraina dengan satu dan lain cara memperlihatkan perdamaian, keamanan dan stabilitas iklim saling terkait. Hal ini ia sampaikan di rapat Dewan Keamanan PBB tentang Pendanaan Iklim untuk Perdamaian Berkelanjutan.

"Krisis di Ukraina benar-benar memperlihatkan resiko yang kami hadapi pada volatilitas dan ketidakpastian pasar energi saat ini," katanya, Rabu (10/3/2022).  

Baca Juga

Dalam pidato yang disampaikan secara virtual, Utusan Khusus presiden AS untuk Iklim itu membahas serangan Rusia ke pembangkit listrik tenaga nuklir Ukraina. Ia mengatakan serangan itu berbahaya dan beresiko.

Negara-negara Barat juga mulai khawatir dengan keamanan pembangkit listrik tenaga nuklir Chernobyl yang sudah tidak lagi aktif. Rusia merebut fasilitas tersebut di awal invasi. Pembangkit listrik itu sudah kehilangan daya dan harus dibangkitkan dengan generator cadangan.

Selain itu juga ada kekhawatiran mengenai pembangkit listrik tenaga nuklir Zaporizhzhia yang Rusia rebut pekan lalu. AS merespon serangan ini dengan melarang impor minyak, gas alam cair dan batu bara Rusia.

"Dan kini banyak negara yang lain memikirkan ulang ketergantungan mereka pada sumber energi Rusia," kata Kerry.

Ia mengatakan "konflik, ketidakstabilan, kehancuran" di Ukraina terjadi dalam konteks "krisis eksistensial global" dari pemanasan global yang sudah diperingatkan ilmuwan selama puluhan tahun.

Sementara itu Presiden Rusia Vladimir Putin melarang ekspor dan impor bahan mentah serta sejumlah komoditas lain. Larangan diumumkan setelah Presiden AS Joe Biden melarang impor minyak, gas, dan batubara dari Rusia ke AS.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement