Kamis 10 Mar 2022 10:34 WIB

PBB Desak Pemimpin Dunia Hentikan Ukraina Senasib dengan Suriah

Jutaan orang telantar akibat perang di Suriah.

Rep: Mabruroh/ Red: Ani Nursalikah
Seorang wanita dengan seorang anak tiba di perbatasan setelah melarikan diri dari Ukraina di Medyka, Polandia, Senin, 7 Maret 2022. PBB Desak Pemimpin Dunia Hentikan Ukraina Senasib dengan Suriah
Foto: AP/Markus Schreiber
Seorang wanita dengan seorang anak tiba di perbatasan setelah melarikan diri dari Ukraina di Medyka, Polandia, Senin, 7 Maret 2022. PBB Desak Pemimpin Dunia Hentikan Ukraina Senasib dengan Suriah

IHRAM.CO.ID, KIEV -- Penyelidik PBB mendesak para pemimpin dunia untuk melakukan segala yang mereka bisa untuk menghindari Ukraina menjadi seperti Suriah. Suriah hancur oleh konflik selama 11 tahun.

Pasukan Rusia terlibat dalam perang saudara Suriah sejak 2015 dan Komisi Penyelidikan PBB tentang Suriah berharap mengabaikan korban sipil tidak akan terulang dalam invasi Moskow ke Ukraina. Alih-alih mereda, para penyelidik mengatakan perang di Suriah memanas lagi dan memperingatkan pihak yang terlibat dapat mengambil keuntungan dari perhatian dunia yang beralih ke Ukraina.

Baca Juga

Ketua Komisi Paulo Pinheiro berbicara tentang jutaan orang yang telantar, lebih dari 100 ribu orang hilang atau dihilangkan secara paksa, tingkat kemiskinan pada 90 persen yang belum pernah terjadi sebelumnya, dan pelanggaran hak asasi manusia dan kejahatan terhadap kemanusiaan.

"Kami hanya bisa berharap para pemimpin dunia melakukan segalanya sekarang sehingga mereka dapat menghindari nasib serupa untuk Ukraina," katanya, dilansir dari Al Araby, Kamis (10/3/2022).

“Pasukan Suriah dan Rusia beroperasi berdampingan terus tanpa pandang bulu membom daerah padat penduduk di barat laut,” tambahnya.

Warga sipil juga telah diserang dengan senjata dan serangan udara yang dipandu dengan presisi yang canggih, termasuk dalam serangan di mana pesawat sayap tetap Rusia diidentifikasi terbang di atas area yang ditargetkan. Pinheiro juga mengatakan Rusia dan Suriah bersikeras agar bantuan kemanusiaan dikirim dari Damaskus daripada melintasi perbatasan. “tetapi serangan mereka di barat laut terjadi di sepanjang jalan di mana bantuan kemanusiaan semacam itu akan dikirim,” kata dia.

"Kami melihat sejak 2015 praktik serupa oleh Federasi Rusia dalam konflik yang kami lihat di negara lain hari ini," kata Pinheiro.

Komisi Penyelidikan Internasional Independen tentang Suriah diberi mandat oleh Dewan Hak Asasi Manusia PBB untuk menyelidiki dan mencatat semua pelanggaran hukum internasional sejak Maret 2011 di negara tersebut. Hanny Megally, salah satu dari tiga komisaris, mengatakan pasukan Rusia berada di Suriah untuk membantu pemerintah, sementara mereka berada di Ukraina untuk menyingkirkannya".

Perbedaan lain, katanya, adalah Rusia menggunakan lebih banyak kekuatan udara di Suriah, daripada sejumlah besar pasukan darat yang terlihat di Ukraina. Mengutip serangan membabi buta terhadap warga sipil dan serangan yang ditargetkan pada fasilitas medis, dia mengatakan pengabaian terhadap korban sipil adalah salah satu kekhawatiran terbesar di Suriah.

"Saya berharap itu tidak terulang di Ukraina," katanya.

Pada Rabu, menurut Gubernur Regional Pavlo Kyrylenko, Rusia melakukan serangan udara di sebuah rumah sakit anak-anak di Mariupol selama periode gencatan senjata yang disepakati, yang dimaksudkan untuk memungkinkan evakuasi warga sipil dari kota selatan yang terkepung. “Tujuh belas orang terluka dalam serangan itu, termasuk wanita yang sedang melahirkan,” katanya.

https://english.alaraby.co.uk/news/dont-let-ukraine-and-syria-share-similar-fate-urges-un

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement