Kamis 10 Mar 2022 11:54 WIB

Pertemuan Presiden Turki dan Israel Jadi Titik Baru

Turki dan Israel berusaha menghidupkan kembali dialog politik bilateral

Rep: Dwina Agustin/ Red: Esthi Maharani
 Foto selebaran yang disediakan oleh Kantor Pers Presiden Turki menunjukkan, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan (kanan) berjabat tangan dengan Presiden Israel Isaac Herzog (kiri) sebelum pertemuan mereka di Ankara, Turki, 09 Maret 2022. Presiden Herzog adalah presiden Israel pertama untuk mengunjungi Turki sejak 2007.
Foto: EPA-EFE/CETIN MUHURDAR
Foto selebaran yang disediakan oleh Kantor Pers Presiden Turki menunjukkan, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan (kanan) berjabat tangan dengan Presiden Israel Isaac Herzog (kiri) sebelum pertemuan mereka di Ankara, Turki, 09 Maret 2022. Presiden Herzog adalah presiden Israel pertama untuk mengunjungi Turki sejak 2007.

REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menyatakan negaranya dan Israel berusaha menghidupkan kembali dialog politik bilateral berdasarkan kepentingan bersama. Kunjungan Presiden Israel Isaac Herzog pun dinilai menjadi titik balik baru dalam hubungan kedua negara, Rabu (9/3/2022).

"Tujuan bersama kami dengan Israel adalah untuk menghidupkan kembali dialog politik antara negara-negara kami berdasarkan kepentingan bersama, menghormati kepekaan timbal balik," kata Erdogan dikutip dari Anadolu Agency.

Baca Juga

Erdogan mengatakan memperkuat hubungan dengan Israel sangat penting bagi stabilitas dan perdamaian regional serta bagi kedua negara. Dia juga menegaskan tentang pentingnya mengurangi ketegangan di kawasan dan pentingnya mempertahankan visi solusi dua negara.

"Ada di tangan kita untuk berkontribusi pada pembentukan kembali budaya perdamaian, ketenangan, dan koeksistensi di wilayah kita," kata presiden Turki ini.

"Ini juga akan lebih mudah bagi kita untuk menangani masalah-masalah yang tidak kita setujui selama kita dapat meningkatkan kerja sama bilateral dan dialog regional kita melalui agenda positif," ujarnya.

Erdogan menggarisbawahi pentingnya posisi Turki untuk status historis Yerusalem dan pelestarian identitas agama dan kesucian Masjid Alaqsa. Dia menarik perhatian pada pentingnya meningkatkan kondisi sosial dan ekonomi Palestina.

Presiden Turki  menegaskan kembali bahwa anti-Semitisme adalah kejahatan terhadap kemanusiaan. Dia menambahkan bahwa orang Turki dan Yahudi telah hidup bersama sepanjang sejarah.

"Kami akan terus mempertahankan sikap teguh dan prinsip kami dalam memerangi anti-Semitisme, Islamofobia, xenofobia, dan rasisme," katanya.

Selain itu, Erdogan menekankan pentingnya potensi kerjasama bilateral di berbagai bidang, terutama dalam hubungan ekonomi dan komersial. Meskipun pandemi, volume perdagangan kami meningkat sebesar 36 persen dan mencapai 8,5 miliar dolar AS tahun lalu. "Saya yakin kami akan meningkatkan angka ini menjadi 10 miliar dolar AS pada 2022 melalui upaya bersama," katanya.

Erdogan pun tidak lupa menggarisbawahi bahwa Turki memiliki pengalaman dan kapasitas untuk mengimplementasikan proyek-proyek tersebut. "Saya menyatakan kepada Bapak Presiden (Herzog) bahwa kami siap untuk bekerja sama dalam proyek-proyek yang akan dilakukan di bidang energi dan ketahanan energi. Perkembangan terakhir di wilayah kami sekali lagi menunjukkan pentingnya keamanan energi," ujarnya.

Turki dinilai memiliki peluang kerjasama yang serius di bidang-bidang lain pula. Erdogan menyinggung kerja sama industri pariwisata, ilmu pengetahuan, teknologi maju, pertanian, kesehatan, dan industri pertahanan dengan Israel.

Sedangkan Herzog menekankan sejarah dan akar budaya dari hubungan bilateral. Dia mengatakan tujuannya adalah untuk meletakkan dasar bagi pengembangan hubungan persahabatan antara Turki, Israel, dan rakyat kedua negara.

"Israel dan Turki dapat dan harus terlibat dalam kerja sama yang akan berdampak pada wilayah yang kita semua sebut rumah ini," kata Herzog.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement