Kamis 10 Mar 2022 15:24 WIB

Dinkes Kota Bandung Minta Warga Waspadai DBD

Dinkes Kota Bandung meminta program jumantik dilaksanakan baik dan serentak

Rep: Dea Alvi Soraya/ Red: Nur Aini
Fogging atau pengasapan untuk mencegah wabah DBD dilakukan di komplek Gedung Sate, Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Jumat (8/2).
Foto: Republika/Edi Yusuf
Fogging atau pengasapan untuk mencegah wabah DBD dilakukan di komplek Gedung Sate, Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Jumat (8/2).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG — Dinas Kesehatan Kota Bandung meminta warga mewaspadai kasus Demam Berdarah (DBD) usai mencatat dua korban jiwa selama Februari 2022. Korban tersebut diketahui merupakan balita berusia tiga dan empat tahun. 

“Jangan lupa juga kita sedang musim hujan begini, walaupun kasus meninggal lebih rendah dibanding tahun lalu tapi harus tetap waspada,” kata Ahyani Rangsanagara saat ditemui di Gedung Balai Kota, Kamis (7/3/2022). 

Baca Juga

Dia juga meminta agar program jumantik (juru pemantau jentik) dapat dilaksanakan dengan baik dan serentak. Hal itu merujuk pada daya jarak terbang nyamuk yang dapat mencapai 100 meter. “Kalau hanya rumah kita saja yang bersih, rumah tetangga tidak, kan tidak akan efektif,” ujarnya. 

Dia juga mengingatkan untuk selalu melakukan tindakan antisipatif jentik nyamuk dengan 3M, menguras bak mandi, menutup tempat penampungan air dan mengubur baarng bekas. Begitu juga jika terjadi gejala panas atau demam, agar segera memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan terdekat. 

“Intinya jangan panik tapi tetap waspada,” sarannya.  

Menurutnya, jika penanganan DBD bisa dilakukan sedini mungkin, maka kemungkinan jatuhnya korban dapat lebih mudah dihindari. Penambahan kasus DBD sendiri, kata Ahyani, lebih banyak didukung oleh cuaca penghujan, yang menjadi waktu berkembangbiak terbaik bagi nyamuk.

“jadi kita hanya bisa antisipasi dengan menahan tempat-tempat perkembangbiakan mereka (nyamuk),” kata dia. 

Meski di tengah lonjakan kasus Covid-19, Ahyani mengingatkan masyarakat untuk tetap memperhatikan potensi terjadinya kasus DBD, terlebih di masa penghujan. Dia juga meminta juru pemantau jentik (jumantik) untuk melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) secara optimal. 

Data Dinkes Kota Bandung menunjukkan total kasus DBD Kota Bandung pada 2021 mencapai 3.743 dengan jumlah penderita yang meninggal sebanyak 13 orang. Pada November 2021, kasus DBD mencapai 475 dengan empat orang di antaranya meninggal dunia. Sedangkan pada Desember 2021, kasus DBD mencapai 695 kasus dengan penderita yang meninggal 2 orang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement