Jumat 11 Mar 2022 19:34 WIB

Rusia Siap Datangkan Kombatan Suriah untuk Perangi Pasukan Ukraina

Putin mendukung rencana untuk mendatangkan sukarelawan dari Timur Tengah.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Friska Yolandha
Pemerintah Rusia mengatakan mereka akan mengizinkan kombatan dari Suriah bergabung dengannya dan memerangi pasukan Ukraina.
Foto: AP/Efrem Lukatsky
Pemerintah Rusia mengatakan mereka akan mengizinkan kombatan dari Suriah bergabung dengannya dan memerangi pasukan Ukraina.

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Pemerintah Rusia mengatakan mereka akan mengizinkan kombatan dari Suriah bergabung dengannya dan memerangi pasukan Ukraina. Presiden Vladimir Putin telah memberikan lampu hijau untuk mendatangkan sukarelawan dari kawasan Timur Tengah.

“Sebagian besar dari mereka yang ingin dan yang meminta (untuk berperang) adalah warga dari negara-negara Timur Tengah dan Suriah,” kata juru bicara Kremlin Dmitry Peskov kepada awak media, Jumat (11/3/2022).

Baca Juga

Peskov mengungkapkan, keputusan untuk mengirim kombatan sukarelawan ke Ukraina dapat diterima. Dia membandingkan dengan dukungan Amerika Serikat (AS) untuk mengirim tentara bayaran ke Ukraina dan berperang melawan pasukan Rusia. “Jika Barat sangat antusias dengan kedatangan tentara bayaran, maka kami juga memiliki sukarelawan yang ingin berpartisipasi,” ujar Peskov.

Putin dilaporkan telah mendukung rencana untuk mendatangkan sukarelawan dari Timur Tengah dan wilayah lainnya untuk berperang mleawan pasukan Ukraina. Menurut Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu, lebih dari 16 ribu sukarelawan dari Timur Tengah telah mengajukan diri untuk bergabung dalam aksi militer.

Sementara itu, Ukraina telah mengumumkan pembentukan kontingen sukarelawan asing untuk diintegrasikan ke dalam angkatan bersenjatanya. Mereka bakal ditugaskan melawan pasukan Rusia di wilayahnya.

Menurut Komisaris Tinggi PBB untuk Pengungsi Filippo Grandi, saat ini setidaknya terdapat 2,5 juta warga Ukraina yang mengungsi ke negara-negara tetangga sejak Rusia melancarkan invasi pada 24 Februari lalu. Jumlah pengungsi tersebut mencakup lebih dari 1 juta anak-anak.

“Jumlah pengungsi dari Ukraina tragisnya telah mencapai 2,5 juta hari ini. Kami juga memperkirakan bahwa sekitar dua juta orang mengungsi di dalam Ukraina. Jutaan orang terpaksa meninggalkan rumah mereka karena perang yang tidak masuk akal ini,” kata Grandi lewa akun Twitter pribadinya pada Jumat (11/3/2022).

Dia mengungkapkan, saat ini Badan PBB untuk Pengungsi (UNHCR) membutuhkan dana sekitar 500 juta dolar AS untuk pekerjaan daruratnya di Ukraina dan negara-negara tetangganya. “Sejauh ini kami telah menerima lebih dari 300 juta dolar AS, di mana hampir 200 juta dolar AS di antaranya dari individu, perusahaan, dan yayasan,” ucapnya.

Menurut Grandi, hal tersebut belum pernah terjadi sebelumnya. “Tanda solidaritas yang luar biasa dengan rakyat Ukraina,” ujarnya. 

 

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement