Sabtu 12 Mar 2022 21:44 WIB

Ukraina Bantah Ada Desakan Israel untuk Menyerah kepada Rusia

Informasi bahwa Israel desak Ukraina menyerah kepada Rusia disebut keliru

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Nashih Nashrullah
Asap membubung pascaserangan di Mariupol, Ukraina, Rabu (9/3/2022). Informasi bahwa Israel desak Ukraina menyerah kepada Rusia disebut keliru
Foto: AP Photo/Evgeniy Maloletka
Asap membubung pascaserangan di Mariupol, Ukraina, Rabu (9/3/2022). Informasi bahwa Israel desak Ukraina menyerah kepada Rusia disebut keliru

REPUBLIKA.CO.ID, KIEV – Pejabat Ukraina dan Israel membantah laporan tentang Perdana Menteri Israel Naftali Bennett mendesak Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky untuk menyerah kepada Rusia.

Penasihat Zelensky, Mykhailo Podolyak, mengungkapkan sama seperti negara-negara lain, Israel tak menawarkan Ukraina untuk menyetujui tuntutan apa pun dari Rusia. 

Baca Juga

“Ini tidak mungkin karena alasan militer dan politik (Israel meminta Ukraina menyerah). Sebaliknya, Israel mendesak Rusia untuk menilai peristiwa tersebut secara lebih memadai,” kata Podolyak, Sabtu (12/3/2022). 

Sementara seorang pejabat Israel yang enggan dipublikasikan identitasnya mengatakan, laporan tentang adanya desakan Bennett kepada Zelensky untuk menyerah kepada Rusia benar-benar salah atau keliru. 

"Perdana Menteri Bennett sama sekali tidak menyarankan Presiden Zelensky untuk mengambil kesepakatan dari (Presiden Rusia Vladimir) Putin. Karena tidak ada kesepakatan seperti itu yang ditawarkan kepada Israel agar kami dapat melakukannya," ucapnya. 

Pejabat Israel itu menekankan, tak ada tindakan Bennett yang dimaksudkan untuk mendikte Zelensky. “Bennett sama sekali tidak memberi tahu Zelensky bagaimana harus bertindak, dia juga tidak punya niat untuk itu,” ujarnya. 

Sebelumnya beredar laporan bahwa Bennett telah meminta Zelensky menyerah kepada Rusia.  Hal itu diungkap Jerusalem Post dalam laporannya pada Jumat (11/3/2022).

Seorang pejabat Ukraina yang dikutip Jerusalem Post mengungkapkan, dalam percakapan via telepon pada Selasa (8/3/2022) lalu, Bennett meminta Zelensky menerima persyaratan Rusia untuk menghentikan peperangan. 

Salah satu syarat yang diminta Moskow adalah Kiev harus membatalkan aspirasi bergabung dengan Organisasi Pertahanan Atlantik Utara (NATO). 

“Jika saya menjadi Anda, saya akan memikirkan kehidupan rakyat saya dan menerima tawaran itu,” kata Bennett kepada Zelensky dalam percakapan via telepon tersebut. Namun Zelensky enggan mengikuti saran dari Bennett. 

“Bennett menyuruh kami menyerah. Kami tidak berniat melakukannya. Kami tahu tawaran (Presiden Rusia Vladimir) Putin hanyalah permulaan,” kata seorang pejabat Ukraina. 

Bennett pun menyarankan Ukraina agar tidak meminta lebih banyak bantuan militer dan pertahanan. Sebab hal itu dapat menggerus upaya mediasi yang sedang dijalankan Israel. 

“Jika Bennett ingin menjadi netral dan menengahi, kami berharap dia menunjuk seseorang untuk mengerjakannya siang dan malam serta mencoba mendapatkan kompromi,” ujar seorang pejabat Ukraina.   

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement