Senin 14 Mar 2022 16:42 WIB

China Hadapi Wabah Omicron Siluman

Penelitian awal menunjukkan penyebaran lebih cepat daripada omicron asli.

Rep: Dwina agustin/ Red: Friska Yolandha
Petugas mengambil sampel ait liur seorang warga di Beijing China, Senin (14/3/2022). Pihak berwenang China melaporkan 1.337 kasus Covid-19 yang ditularkan secara lokal di puluhan kota daratan pada Senin (14/3/2022).
Foto: AP Photo/Ng Han Guan
Petugas mengambil sampel ait liur seorang warga di Beijing China, Senin (14/3/2022). Pihak berwenang China melaporkan 1.337 kasus Covid-19 yang ditularkan secara lokal di puluhan kota daratan pada Senin (14/3/2022).

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Pihak berwenang China melaporkan 1.337 kasus Covid-19 yang ditularkan secara lokal di puluhan kota daratan pada Senin (14/3/2022). Varian yang menyebar cepat umumnya dikenal sebagai "omicron siluman" memicu wabah terbesar di China dalam dua tahun.

Ahli penyakit menular di China Zhang Wenhong menyatakan, sebagian besar wabah saat ini didorong oleh varian yang umumnya dikenal sebagai "omicron siluman" atau garis keturunan BA2 dari varian omicron. Penelitian awal menunjukkan menyebarnya lebih cepat daripada omicron asli dan sangat menyebar cepat daripada virus asli dan varian lainnya. Terlebih lagi varian ini tidak muncul pada tes PCR.

Baca Juga

"Tapi jika negara kita terbuka dengan cepat sekarang, itu akan menyebabkan sejumlah besar infeksi pada orang dalam waktu singkat," tulis Zhang dalam esai di media China Caixin.

Zhang menyatakan jumlah untuk kasus di Daratan masih dalam tahap awal dari kenaikan eksponensial. Kondisi ini melihat laporan dari tiap wilayah termasuk Shanghai yang mengkonfirmasi 41 kasus baru pada Senin.

Kota ini telah mencatat 713 kasus pada Maret, dengan 632 adalah kasus tanpa gejala. China menghitung kasus positif dan tanpa gejala secara terpisah dalam jumlah nasionalnya.

Sedangkan sebagian besar kasus baru di China yang berjumlah 895 berada di timur laut provinsi Jilin. Wilayah ini oleh gugus tugas Covid-19 secara efektif warganya dilarang melakukan pergerakan di seluruh provinsi. Orang dapat meninggalkan provinsi atau bepergian dari satu kota ke kota lain hanya dengan izin dari polisi, sesuai dengan pemberitahuan pemerintah.

Lonjakan ini menginfeksi orang-orang di kota-kota mulai dari Shenzhen hingga Qingdao. Sedangkan Xingtai di utara dan jumlahnya terus meningkat sejak awal Maret.

China telah melihat sangat sedikit infeksi sejak penguncian Wuhan yang ketat karena pemerintah berpegang teguh pada strategi tanpa toleransi. China berfokus pada penghentian penularan virus corona secepat mungkin, dengan mengandalkan penguncian ketat dan karantina wajib bagi siapa saja yang telah melakukan kontak dengan kasus positif.

Pemerintah telah mengindikasikan akan terus berpegang pada strategi ketat menghentikan penularan untuk saat ini. Para pejabat mengunci kota selatan Shenzhen yang berpenduduk 17,5 juta orang dan merupakan pusat teknologi serta keuangan utama yang bertetangga dengan Hong Kong.

 

sumber : AP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement