Prediksi Awal Ramadhan Menurut Lembaga Falakiyah PBNU

Rep: Fuji E Permana/ Red: Ani Nursalikah

Selasa 15 Mar 2022 15:58 WIB

Ilustrasi. Petugas dari Kantor Wilayah Kemenag Sumatera Selatan mengamati posisi hilal menggunakan teropong saat Rukyatul Hilal di Palembang, Sumatera Selatan, Selasa (11/5/2021). Prediksi Awal Ramadhan Menurut Lembaga Falakiyah PBNU Foto: Antara/Nova Wahyudi Ilustrasi. Petugas dari Kantor Wilayah Kemenag Sumatera Selatan mengamati posisi hilal menggunakan teropong saat Rukyatul Hilal di Palembang, Sumatera Selatan, Selasa (11/5/2021). Prediksi Awal Ramadhan Menurut Lembaga Falakiyah PBNU

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Lembaga Falakiyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Sirri Wafa mengatakan Lembaga Falakiyah PBNU akan menurunkan perukyat ke lebih dari 50 lokasi rukyatul hilal. Mereka akan mencari tahu awal bulan Ramadhan, Syawal dan Dzulhijjah.

"Seperti biasanya, para perukyat akan ada di Jawa Timur, Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Barat, Lampung, Aceh, Palembang, Kalimantan, Sulawesi, Papua," kata Kiai Sirri kepada Republika, Selasa (15/3/2022).

Baca Juga

Ia menerangkan, lokasi rukyatul hilal di masing-masing provinsi tersebut bisa lebih dari satu lokasi. Artinya, jumlah titik rukyatul hilal di satu provinsi sesuai dengan potensi ketersediaan lokasi rukyatul hilal yang dimiliki.

Ia menyampaikan, dalam proses rukyatul hilal, protokol kesehatan masih tetap diterapkan. Namun, soal pengetatan protokol kesehatannya menyesuaikan dengan perkembangan situasi dan kondisi, seiring dengan melandainya grafik kasus Covid-19.

"Prediksi awal Ramadhan tahun ini, dengan memperhatikan posisi bulan atau hilal saat Maghrib pasca ijtimak akhir Sya'ban (tanggal 1 April 2022) seperti contoh di Pulau Jawa ada yang kurang 2 derajat dan ada yang sudah 2 derajat," ujarnya.

Kiai Sirri mengatakan, di samping kondisi cuaca yang banyak mendung, kemungkinan besar rukyat tanggal 1 April 2022 akan terkendala. Jika hal ini yang terjadi atau tidak ada yang berhasil melihat hilal.

"Maka menurut pedoman yang ada pada Lembaga Falakiyah PBNU, bulan Sya'ban diikmalkan (digenapkan) menjadi 30 hari dan awal bulan Ramadhan bisa jadi bertepatan dengan tanggal 3 April 2022," jelasnya.

Sebelumnya, Kementerian Agama (Kemenag) akan menggelar sidang isbat (penentuan) 1 Ramadhan 1443 Hijriyah secara hibrid, yaitu daring dan luring pada 1 April 2022. Secara luring sidang isbat akan digelar di Auditorium HM Rasjidi Kemenag, Jakarta.

"Insya Allah, sidang isbat awal Ramadhan digelar secara hibrid pada 29 Sya'ban 1443 H atau 1 April 2022 M. Karena masih pandemi, sidang akan kembali digelar secara daring dan luring dengan menerapkan protokol kesehatan," kata Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat (Dirjen Bimas) Islam Kemenag, Prof Kamaruddin Amin melalui pesan tertulis kepada Republika, Senin (14/3/2022).

Kamaruddin menjelaskan, jumlah peserta sidang isbat yang hadir dibatasi sesuai ketentuan protokol kesehatan pencegahan Covid-19. Beberapa di antara peserta hanya boleh berpartisipasi melalui telekonferensi melalui jaringan internet.

"Meski lebih longgar dari ketentuan tahun sebelumnya, kita tetap harus mematuhi protokol kesehatan, misalnya ruang sidang telah disemprot disinfektan, peserta hadir berjarak lebih satu meter, peserta telah diperiksa suhu tubuh, hingga wajib menggunakan masker," jelasnya.